Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anak yang Tak Pernah Makan Enak

3 Februari 2023   21:12 Diperbarui: 3 Februari 2023   21:15 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kita menuju ke rumah bapak ya, Paijo, oke."

"Tapi, Pak, saya harus jumpa nenek saya dulu."

"Nenekmu nanti dijemput saja oleh asisten bapak. Di rumah bapak banyak baju bekas anak bapak, sepertinya itu muat sama kamu. Belum lagi  ibuk di rumah pasti senang liat kamu. Mau ya ke rumah, bapak," bujuknya.

Paijo tak mampu menolak.Ia mengangguk cangung.

Tak sampai setengah jam mereka sampai ke jalanan pinggir kota yang sepi. Mobil yang melaju dengan kecepatan sedang itu pun masuk ke parkiran rumah yang berpagar terali setinggi dua meter dan di penuhi ukiran. Penampakan rumah bertingkat di kelilingi tembok tinggi itu membuat Paijo menganga. Matanya penuh takjub melihat taman serta pepohonan yang menghiasi halaman, dalam hatinya ia seakan mimpi.

Hati anak yang tak pernah makan enak itu sedang bergembira membayangkan keberuntungannya hari ini yang akan beruntun.  Makan enak, dikasih baju, apa lagi pikirnya. Akankah ia akan diambil menjadi anak asuh mereka. Hidup bergelimang harta dan merasakan kekayaan.

Anak yang tak pernah merasakan makan enak itu mulai mengkhayal ia nantinya akan membalas teman-teman sekolahnya yang suka menghina dan mengejeknya. Lalu, juga ia akan membantu para tetangga serta anak yang bernasib sepertinya.

Sungguh mulia cita-cita anak tersebut. Walau itu belum terlaksana. Senyumnya tak pudar sejak ia turun dari mobil dan memandang pintu gerbang rumah besar tersebut.

Tak lama kemudian, dua orang berpakaian dan berkaca mata hitam dengan tubuh tegap membukakan pintu. Serta menyapa ramah.

"Bos, dapat umbi di mana?"

"Wah, ini lumayan juga dieksekusi." yang satunya ikut berucap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun