Mohon tunggu...
Mega Riyanti
Mega Riyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Mega Riyanti - (43222010006) Mahasiswa Univeristas Mercu Buana Program Studi S1-Akuntansi Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2-Diskursus Gaya Kepemimpinan Visi Misi Semar pada Upaya Pencegahan Korupsi

12 November 2023   10:21 Diperbarui: 12 November 2023   11:36 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(7)   Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja ngaleman. (Jangan mudah takjub, jangan mudah kecewa, jangan mudah terkejut, jangan mudah manja).

(8)   Ojo ngaku suci yen durung biso manunggal karu Gusti. (Jangan mengaku suci jika belum bisa menyatu dengan Allah SWT).

(9)   Ngluruk tanpa bola, menang tanpa ngasorake. sakti tanpa aji-aji, sugih tanpa bandha. (berjuang tanpa pasukan atau massa, menang tanpa menyatakan mengalahkan, sakti tanpa memamerkan pusaka, kaya tanpa menunjukkan harta benda).

(10)   Suro diro joyo jayaningrat leburing dening pangastuti. (Semua sifat picik, keras hati, dan angkara murka, cuma bisa dikalahkan dengan sikap yang bijaksana, lembut hati dan sabar).

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Semar merupakan penjelmaan Dewa Ismaya yang sangat tampan dan sakti mandraguna, akan terapi harus tampil sebagai Wong cilik. Oleh Karena itu dirinya memandang perlu untuk bertindak sebagai cilik yang hidup di tengah masyarakat pada umumnya.

Seman dan anak anaknya Gareng, Petruk dan Bagong dalam aplikasi kehidupan sering diartikan dengan sebutan wongcilik yang selalu Tanggap terhadap keadaan negara nya. Kalo ada bahaya yang mengancam negara, mereka tak segan untuk mendarmabaktikan apa yang mereka miliki untuk kepentingan bersama. Akan tetapi ketika tingkat perekonomian negara lebih baik, mereka tidak pernah meminta ataupun menuntut peningkatan kesejahteraan tersebut. Mereka sudah mengerti konsep “nerimo ing pandum” yang telah diajarkan oleh nenek moyang nya sejak jaman dahulu.


Walaupun mereka menyadari bahwa mereka “dewa ngejawantah”, akan tetapi mereka menyadari pula bahwa badan Wada nya berasal dari kalangan masyarakat kebanyakan yang mengharuskan mereka untuk hidup sebagai masyarakat kebanyakan pula. Apalagi dalam sejarah mereka pernah terjadi hal yang bertentangan dengan kodrat dan Iradat mereka, yaitu ketika Petruk menjadi seorang raja dan harus berakhir dengan tragis.

Semar dan anak anaknya tidak segan untuk memberikan informasi dan masukan masukan yang berguna bagi bangsa dan negara nya dengan cara yang sopan dan penuh rasa tanggung jawab. Dan para Pandawa selaku Satriyan yang Projo tidak pernah menolak informasi dan informasi yang diterima dari sumber dan anak anaknya, bahkan seringkali mereka meminta petuah atau nasehat dari Semar dan anak anaknya di dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan di negara Ngamarta.

Hubungan secara lahir dan batin antara Semar dan Pandawa inilah yang harus dicontoh dalam menciptakan kehidupan Berbangsa dan bernegara yang lebih baik lagi. Artinya pemerintah bertindak seperti Pandawalima dan menyelenggarakan roda pemerintahan dan rakyat bertindak sebagai Semar dalam mengeluarkan aspirasinya.

Cara pencegahan korupsi

1) Pembentukan Lembaga Anti Korupsi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun