Disini aku hanya bisa memandang
Dengan kedua bola mata ku yang kini telah buram
Entah bagaimana aku mulai bercerita
Tentang hidup, perjuangan, dan nyawa yang harus ku korbankan
Teringat ketika aku dan kawan-kawanku
Dengan gagah menenteng bambu
Lalu dengan apakah dirimu?
Menenteng buku saja kau sudah lesu
Teringat ketika aku dan kawan-kawanku
Dengan berani mengibarkan sang saka
Meski darah kami perlahan keluar karena senepan mereka
Lalu bagaimana denganmu?
Tingga hormat saja kau sudah menggerutu
Teringat ketika aku dan kawan-kawanku
Berteriak dengan lantang “MERDEKA ATAU MATI”
Lalu bagaimana dengan kalian?
Apakah kalian akan berbuat seperti kami?
Rela mati demi Ibu Pertiwi
Ahh sudahlah, kini saatnya aku pergi
Sudah lama aku bernyanyi
Hingga tak sadar tak ada diantara kalian yang peduli