Mohon tunggu...
Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Mohon Tunggu... Menggores Makna, Merangkai Inspirasi

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Emas Fisik vs Digital: Menimbang Aset Nyata dan Masa Depan Investasi Virtual

28 April 2025   15:22 Diperbarui: 28 April 2025   20:08 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Emas Batangan - (Shutterstock/Naowarat via KOMPAS.com) 

Bagi generasi muda yang terbiasa dengan teknologi, emas fisik mungkin dipandang sebagai bentuk investasi yang kuno dan kurang menarik dibandingkan alternatif modern lainnya.

Ancaman dan Risiko Emas Digital

Emas digital membawa serta risiko-risiko baru yang berbeda dari emas fisik. Ancaman terbesar datang dari dunia maya: hacking, penipuan online, dan kegagalan sistem teknologi dapat menyebabkan kerugian besar. Meskipun banyak platform mengklaim memiliki sistem keamanan tinggi, tidak ada sistem digital yang benar-benar kebal dari serangan siber.

Kepemilikan emas digital juga bergantung pada kepercayaan terhadap penyedia platform. Jika platform tersebut bangkrut, bermasalah secara hukum, atau mengalami kegagalan operasional, maka investor berisiko kehilangan sebagian atau seluruh investasinya. Perlindungan hukum atas emas digital seringkali masih lemah dan bervariasi antar negara.

Ada pula masalah regulasi yang belum merata. Beberapa negara belum memiliki aturan jelas mengenai kepemilikan emas digital, menjadikannya wilayah abu-abu dalam hukum. Ini menyulitkan investor untuk mendapatkan kepastian hak atas emas mereka jika terjadi sengketa atau perubahan kebijakan pemerintah.

Selain itu, emas digital memerlukan infrastruktur digital yang stabil. Dalam situasi di mana akses internet terganggu, listrik padam, atau terjadi bencana besar, mengakses dan menggunakan emas digital bisa menjadi sangat sulit, bahkan mustahil. Ini menjadi kelemahan serius dalam kondisi darurat.

Risiko lain yang jarang disadari adalah biaya tersembunyi. Beberapa platform emas digital mengenakan biaya administrasi, penyimpanan, atau spread harga beli-jual yang tidak selalu transparan di awal. Biaya-biaya ini dapat menggerogoti keuntungan investor dari waktu ke waktu.

Akhirnya, ada risiko psikologis yang tidak kecil. Karena bentuknya tidak terlihat dan tidak bisa disentuh, banyak investor merasa "kurang memiliki" emas digital dibandingkan emas fisik.

Ini bisa mempengaruhi perilaku investasi mereka, baik dalam bentuk overtrading, panik saat harga turun, atau tidak cukup berhati-hati dalam memilih platform.

Masa Depan Emas Fisik dan Digital dalam Dunia Finansial

Persaingan antara emas fisik dan digital tidak hanya soal memilih aset mana yang lebih unggul, melainkan tentang bagaimana keduanya akan beradaptasi dalam lanskap finansial yang terus berubah. Kebutuhan akan keamanan, kecepatan, dan fleksibilitas akan menentukan bentuk emas mana yang lebih dominan di masa depan.

Emas fisik kemungkinan akan tetap menjadi aset lindung nilai utama dalam situasi geopolitik dan ekonomi ekstrem. Bank sentral di seluruh dunia tetap mengandalkan emas fisik sebagai bagian dari cadangan devisa mereka, menunjukkan bahwa peran emas fisik belum tergantikan dalam tatanan ekonomi global.

Namun, di sisi lain, generasi baru investor lebih akrab dengan dunia digital. Mereka mengutamakan kemudahan akses dan kecepatan transaksi, yang membuat emas digital semakin populer, terutama untuk investasi jangka pendek dan diversifikasi portofolio berbasis teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun