Mohon tunggu...
Khoirul Amin
Khoirul Amin Mohon Tunggu... Jurnalis - www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

coffeestory, berliterasi karena suka ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kelamaan Daring dan Tak Sekolah, Anak Berubah Malas hingga Resiko Stunting

4 November 2020   22:00 Diperbarui: 5 November 2020   11:24 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi belajar daring (foto: millenialnews.id)

Pernah dengar istilah stunting? Perlu diwaspadai, pertumbuhan fisik kurang normal ini bisa mengancam anak-anak kita. Bukan semata tersebab asupan gizi kurang, melainkan bisa juga karena pola makan tak normal.

Bunda sering harus berkali-kali mengingatkan buah hati untuk segera makan? Atau mendapati sisa makanan yang masih banyak di meja belajar anak? Bahkan, harus mengalah menyuapi makan mereka sambil sibuk ber-gawai? Jika ini sering terjadi pada anak-anak kita, maka perlu diwaspadai.

Apakah jam tidur anak-anak anda cukup, karena kebanyakan terpapar dunia daring? Anak anda jadi susah tidur saat malam, dan cenderung tak nyaman dan berhalusinasi? Ini lebih berbahaya lagi! Resikonya tidak hanya menyerang pertumbuhan fisik dan kesehatan, namun juga psikis dan hal-hal lainnya.

Para ahli kesehatan bersepakat, tidur merupakan saat terbaik bagi pertumbuhan anak. Disebutkan, fase usia anak membutuhkan waktu tidur yang berbeda. Dan, masa pertumbuhan anak berlangsung selama waktu tidur setelah tiga jam, dan dimulai pukul 11 malam.

Seperti dilansir di suara.com, dr. Damayanti R. Sjarif, Sp.A(K), Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik FKUI/RSCM menyatakan, anak yang tidur terlalu larut malam ternyata berisiko mengalami stunting. Ini dikarenakan anak akan mengalami hambatan dalam memproduksi hormon pertumbuhan yang berperan pada tinggi badannya. Anak yang kekurangan nutrisi berupa protein ditambah sering tidur larut malam, cenderung terhambat pertumbuhannya. Kesimpulannya, stunting dan kebiasaan tidur terlalu malam saling berkaitan.

Efek lainnya, anak susah berkonsentrasi juga banyak disebabkan anak Anda kurang waktu istirahat atau tidur. Anak usia sekolah membutuhkan setidaknya 10 - 12 jam tidur per hari. Tontonan TV, komputer, dan permainan video game, disebut-sebut bisa menjadi pemicu kurang atau sulit tidur ini.

Para peneliti di University of Virginia menemukan anak-anak yang menderita insomnia mengalami penurunan kecerdasan. Studi dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health juga menemukan, bahwa kurang tidur pada anak dapat menyebabkan obesitas. Diketahui, untuk setiap jam tambahan tidur pada anak, risiko berat badan turun sebesar 9 persen.

So, semua pihak mestinya lebih interes pada masalah ini. Jika memang daring harus dikenalkan sejak dini pada anak untuk menggantikan waktu sekolah mereka, semestinya diantisipasi juga dampak dan efek lebih panjangnya. Daring yang dipaksakan menjadi pilihan wajib aktivitas (belajar) di rumah, harusnya diimbangi dan disikapi lebih bijak.

Jangan sampai, karena harus memegang gawai tiap pagi untuk daring, justru akhirnya menyebabkan anak terpapar dan kecanduan online. Ini pastinya bisa mengalahkan dan mengabaikan kebutuhan bagi tumbuh-kembang anak yang lain.

Lompatan tinggi penguasaan teknologi informasi sejak dini adalah capaian harapan yang tak mudah. Namun, sebuah lompatan yang akhirnya kebablasan bagi anak justru akan merugikan. Anak tetap memiliki fase dan tahapan untuk tumbuh dan berkembang yang tak bisa dilewati begitu saja. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun