Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Uangku Ternyata Bukan Uangku

21 Desember 2021   16:17 Diperbarui: 21 Desember 2021   16:37 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto milik : cnbcindonesia.com

Uangku Ternyata Bukan Uangku - Saya mempunyai beberapa rekening di Bank Swasta dan satu rekening di Bank plat merah.

Jadi cukup di 2 bank saja. Karena kebetulan bank swasta tersebut terkenal dengan service dan mendapat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat. Demikian juga bank plat merah yang menurut saya cukup bisa diandalkan. Tapi dari semua tabungan saya, satupun tidak ada yang berjenis prioritas . Malah dana masuk hanya lewat saja terus ditarik. Lagipula karena tabungan buat saya bukan untuk investasi. Kalau investasi saya lebih suka di logam mulia dan property. Bukan karena banyak duit. Tapi akhir-akhir ini menyimpan duit di bank bikin ketir-ketir. Salah satunya adalah kasus yang lagi ramai dan viral yaitu salah transfer. Yang akhirnya berbuntut saling menuntut secara hukum.

Juga bukan kebetulan sekali kalau beberapa waktu yang lalu kejadian itu menimpa adik saya. Seperti pengakuannya kepada saya, suatu saat ada dana masuk ke rekening perusahaannya. Dia kira itu uang tagihan yang cair dari rekanan. Kebetulan perusahaan itu milik pribadi dan dikelola sendiri. Langsunglah dana tersebut ditarik dan dipindah ke rekening bank lain.

Tapi tidak lama kemudian ada telpon dari karyawan bank yang bersangkutan kalau ada kekeliruan transfer dana yang seharusnya tidak masuk ke rekening perusahaan adik saya. Adik saya sempat bete. Karena kejadian ini sudah yang ke 3 kalinya. Yang pertama dan kedua jumlahnya tidak besar. Belum sempat ditarik adik saya, sudah ditarik dari intern bank-nya. Karena saking sudah seringnya , sampai adik saya becandain pimpinannya yang kebetulan adalah teman sendiri. Kalau sampai ada kejadian salah transfer lagi (berarti yang ke empat), nggak akan dia balikin. Untunglah selanjutnya hal itu tidak terjadi lagi.

Mendengar cerita seperti yang dialami adik saya, kadang dengan guyonan kita malah berharap ada pihak yang salah transfer yang masuk ke rekening kita.

Kok nggak ada yang salah transfer masuk ke rekening  kita ya? 

Siapa tahu tiba-tiba ada duit nyasar 100 juta ke rekening kita, langsung deh belanja.

Rejeki nomplok banget kalo ada transfer nyasar pas nggak punya duit gini... 

Mungkin seperti itulah komen-komen masyarakat awam (termasuk saya) kalau mendengar berita tentang salah transfer atau duit nyasar ke rekening orang lain. Tapi ternyata tidak sesimpel itu.

Pernahkah kita berpikir tentang masalah yang akan timbul setelah kita mendapat dana nyasar tersebut. Apalagi kalau dana itu sudah kita pakai. Ternyata akan timbul masalah yang lebih besar dan sangat rumit bahkan sampai ke jalur hukum.

Seperti kejadian yang lagi viral akhir-akhir ini. Kasus yang menimpa seorang ibu bernama Indah Harini, yang berawal dari dana masuk ke rekeningnya. Tapi akhirnya di klaim sebagai salah transfer dari Bank yang Indah menjadi nasabah setianya.

Kisah yang makin rumit ini sebenarnya sangat menarik untuk diikuti. Karena kita tidak hanya mengikuti proses tuntut menuntut yang sedang berlangsung, tapi juga pengalaman berharga yang bisa dipetik dari kejadian tersebut.

Nggak ada salahnya kita mengetahui kronologi yang terjadi dari awal hingga sekarang dari pihak Indah Harini, karena dia menceritakan kronologisnya secara gamblang dan terbuka kepada publik.

Kronologi

Indah Harini (selanjutnya saya sebut Indah) adalah nasabah prioritas di Bank BRI. Karena ada keperluan untuk mendaftarkan anaknya sekolah di United Kingdom, dia kemudian membuka rekening tabungan valas GBP. Dengan tujuan untuk memfasilitasi pembayaran biaya hidup dan biaya kuliah anaknya selama menuntut ilmu di Edinburgh UK.

Selama bertransaksi di Edinburgh UK, Indah mengisi formulit tax refund dan beberapa lembar semacam kupon undian yang berjumlah + 17 dan dimasukkan ke dropbox yang tersedia. Tax refund dan kupon tersebut diminta oleh Indah untuk dikreditkan ke rekening tabungan valas GBP yang ada di Bank BRI.

Setelah kembali dan beberapa saat berada di Indonesia, terdapat transfer masuk ke rekening tabungan Valas GBP milik Indah dengan rincian sebagai berikut :

  • Tanggal 25 Nopember 2019 ada 3x transaksi
  • Tanggal 10 Desember 2019 ada 4x transaksi
  • Tanggal 16 Desember 2019 ada 2x transaksi

                                                                                                                                                           

Pada tanggal 03 Desember 2019 Indah mendatangi kantor BRI untuk menanyakan perihal transfer atau dana masuk yang terdapat keterangan invalid credit account currency. Selanjutnya customer service membuat laporan ke Divisi Pelayanan dan kemudian memberikan Trouble Ticket dengan nomor TTB-25752980 sebagai bukti pelaporan.

Tanggal 10 Desember dan 16 Desember 2019 Indah kembali menanyakan ke Customer Service BRI perihal dana masuk. Dan diberi jawaban bahwa setelah mengecek komputernya dinyatakan "tidak ada keterangan dan klaim dari divisi lain, berarti itu memang uang masuk ke rekening anda".

Selanjutnya pada tanggal 23 Desember 2019 Indah memindahkan dana dari rekening tabungan valas GBP-nya ke rekening Deposito Berjangka valas GBP pada kantor cabang Bank BRI. Dimana kemudian rekening Deposito Berjangka valas GBP pada tanggal 24 Februari 2020 dipindahkan ke anak perusahaan dari Bank yang sama yang berbentuk Bank Syariah.

Setelah beberapa kali melaporkan dan juga tidak terdapat klaim dari BRI, akhirnya Indah menggunakan dalam berbagai transaksi selama 2019 hingga 2020.

Jadi kurun waktu 11 bulan yaitu sejak 1 Desember 2019 sampai 6 Oktober 2020, tidak ada masalah yang berkaitan dengan transfer dana masuk tersebut. Namun pada tanggal 6 Oktober 2020, Account Offiner Bank BRI yang biasanya melayani Indah sebagai nasabah prioritas memberitahukan lewat telpon bahwa telah terjadi kekeliruan dalam transaksi tabungan valas sebesar GBP 1,714,842.00 yang diterima selama kurun waktu 25 Nopember-15 Desember 2019.

BRI menghubungi Indah tanpa surat resmi dan hanya menyodorkan 2 (dua) lember kertas HVS kosong. Tidak juga diminta untuk menuliskan kesanggupan untuk mengembalikan dana yang sudah masuk.

Tentu saja Indah menolak, karena dia merasa sudah melakukan prosedur yang benar. Tidak sekali dua kali dia minta konfirmasi ke BRI soal dana yang masuk ke rekeningnya. Sebaliknya pihak BRI tidak mau ketika diminta untuk terus terang, siapa yang melakukan transfer ke rekening Indah.

Masalah jadi semakin rumit. Karena masing-masing pihak saling menuntut. Indah merasa dirugikan ketika tiba-tiba BRI mengeluarkan Nota Dinas untuk melakukan perubahan nominal saldo dan/atau memblokir secara sepihak semua rekening Indah.

Bagaimana kelanjutan kasus ini? Bisakah Indah dipidanakan? Mari kita tunggu dan kita kawal kasus ini! Supaya tidak terjadi lagi peristiwa seperti ini.

Nasabah Harus Melek Hukum 

Berapapun uang yang kita simpan di bank, nasabah harus melek hukum. Karena semua yang berhubungan dengan uang itu sangat riskan. Tidak harus menunggu ada masalah atau melimpahkan semua persoalan ke pengacara. Sebelum timbul masalah, nasabah harus paham segala efek atau resiko yang muncul dalam dunia perbank-an.

Cerita seperti yang dialami Indah Harini juga adik saya seperti diatas itu tidak sekali dua kali terjadi di tengah masyarakat. Bahkan bisa dikatakan bolak balik bolak (saking seringnya). Selalu viral dan heboh karena ramai diberitakan di media online dan media masa. Itupun tidak semua mempunyai keberanian untuk berbicara lantang, terutama korban. Karena kita tidak melek hukum.

Nasabah akan memilih Bank yang menurutnya bisa memberikan kenyamanan, keamanan dan tentunya kepercayaan. Meskipun banyak juga instansi yang memaksa karyawannya untuk menabung di bank yang sudah hilang kepercayaan dari masyarakat. Tapi itu karena tidak punya pilihan lain. Jadinya rekening akan langsung kosong setelah gajian. Alias di pindah ke Bank yang bisa menjamin dana mereka akan dikelola dengan baik di tangan yang tepat.

Semoga masalah yang menimpa Indah Harini dan BRI bisa segera diselesaikan dengan baik. Masyarakat juga bisa mengambil hikmahnya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun