Mohon tunggu...
Abdul Azis Al Maulana
Abdul Azis Al Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Mataram

Jika kau bukan anak raja, bukan orang terpandang, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Layla Majnun: Sejauh Mana Manusia Bisa Waras Dalam Cinta?

6 November 2022   15:03 Diperbarui: 6 November 2022   15:06 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Layla Majnun karya Syekh Nizami, Foto dari Penulis

Syekh Nizami mengingatkan kita bahwasanya cinta merupakan hal yang tidak memiliki ruang dan waktu, dan tentu saja, ia tidak bisa diintervensi oleh hal-hal yang kasat. 

Dalam hal ini bisa kita lihat bagaimana Syed Omri yang begitu kaya dan sejahtera, namun ternyata tidak mampu menghalau gejolak cinta yang telah timbul dalam jiwa Majnun. Bahkan dalam ceritanya, Majnun merobek bajunya sendiri yang mahal, memakan rumput demi meninggalkan makanan-makanan lezat yang duniawi. 

Hal tersebut merupakan sindiran kepada mereka yang katanya jatuh cinta pada Tuhannya namun nyatanya masih menghamba kepada dunia, merupakan sindiran untuk umat Islam yang tidak berlaku zuhud dan wara' selama mereka hidup.

Mereka yang jatuh cinta tidak akan memiliki apa-apa selain orang yang ia cintai didalam hati dan pikirannya, hal yang membuat Majnun terus mensyairkan nama Layla dan mentasbihkan namanya. Sama seperti orang yang jatuh cinta kepada Tuhan-nya, maka mesti yang diingat adalah Tuhan-nya dan memuji kebesaran Tuhan-nya setiap waktu.

Juga dalam perkembangan karakternya, kita dapat mengetahui bagaimana cerdasnya Qays karena berasal dari orangtua yang pandai juga diberikan pendidikan serta nutrisi yang baik oleh ayahnya. Namun sayang kecerdasan yang ia miliki tidak mampu menampung rasa cintanya pada Layla, hal ini sepertinya petunjuk dari Syekh Nizami yang ingin mengatakan bahwa  pada hakikatnya, didalam cinta tidak pernah ada logika.

Lalu hal kedua yang menurut saya dikritisi oleh Syekh Nizami disini adalah tentang manusia; seperti betapa malangnya nasib perempuan di tanah Arab, karena bagaimanapun Majnun dapat mengutarakan perasaannya dan mengembara kemanapun yang ia mau, sementara nun jauh disana Layla terpenjara didalam rasa yang ia miliki karena ia seorang perempuan. 

Dalam hal ini dapat kita lihat bahwasanya budaya Arab pada masa itu memang patriarkis dan otoriter terhadap perempuan, akan tetapi hal itu tentu saja merupakan bentuk perlindungan dari seorang ayah bermartabat terhadap anak perempuannya.

Mengenai manusia, Syekh Nizami dengan cerdik menyentil kita dengan betapa lemahnya manusia dihadapan cinta dan takdir. Semua yang ada pada kisah Layla Majnun dapat memperlihatkan bagaimana manusia begitu rapuh akan hal-hal yang emosional; Mereka digambarkan oleh Syekh Nizami dengan kekalahan mereka akan banyak hal dan keambiguan mereka dalam memilih. Hampir setiap yang ada pada kisah Layla Majnun bernasib malang dan kalah dalam pertarungan mereka masing-masing, hal yang menandakan manusia begitu mudahnya dibolak-balik oleh keadaan yang telah ditentukan Tuhan.

Baca Juga: Review Buku Dark Stories Riddle Karya Dave Cahyo, Mampukan Anda Menebaknya

Relevansi Layla Majnun Pada Kehidupan Modern

Sementara itu apakah ada relevansi buku Layla Majnun terhadap kehidupan sekarang? Bagi saya semua cerita pada buku Layla Majnun merupakan hal yang relevan dengan zaman sekarang, apalagi zaman sekarang orang-orang mengatasnamakan cinta dan agama untuk berlaku sewenang-wenang dan menebarkan teror. Namun hal yang saya angkat adalah cerita bagaimana Majnun dan hewan-hewan liar yang tunduk kepadanya.

Hal itu sendiri saya percayai merupakan kritikan kepada mereka yang mengatasnamakan cinta, terlebih agama Islam yang nyatanya adalah rahmatan lil alamin. Akan tetapi Islam yang rahmatan lil alamin nyatanya kerap terdistorsi oleh beberapa pihak yang melakukan kekerasan dan intoleransi atas nama Islam. Kelakuan yang diskriminatif, rasis, dan kerap menebar teror tentu bukan rahmatan lil alamin yang sesuai dengan Islam, melainkan hanya ucapan belaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun