Mohon tunggu...
Abdul Azis Al Maulana
Abdul Azis Al Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Mataram

Jika kau bukan anak raja, bukan orang terpandang, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku dan Boo

22 Desember 2020   14:07 Diperbarui: 22 Desember 2020   14:16 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Entahlah, kuharap kalian bisa memberiku solusi.

Dan agar cepat, aku akan memberikan kronologis permasalahanku:

Dunia kuliah telah menjadikan aku menjadi kuda liar yang menerobos padang ilalang, aku menyatu bersama kuda liar lainnya, memakan rumput-rumput segar dan melompati batu-batu tinggi untuk waktu yang lama, sampai aku lupa bahwa aku memiliki borgol yang menarikku kedalam zona ketidaknyamananku. Dan tepat pada malam itu, dalam curhat yang panjang aku tidak sengaja menyebut 'kamu',  melupakan bahwa ia haruslah kupanggil Boo.

Hal itu tentu terjadi karena aku keseringan di padang ilalang namun ternyata malam itu menjadi malam dimana hujan mengguyur sudut matanya sampai menggenangi bantal dan kasur. Isakannya beberapa kali menghentikan nafasnya dan berkali-kali aku panik karena takut nafas itu berhenti seketika.

Malam itu keadaan menjadi chaos. Aku takut setengah mati dan tidak tahu harus berbuat apa. Terlebih saat itu dia sedang sakit dan aku sedang melayani curhat teman kelasku yang broken home.

Dan ia menelpon pada waktu aku melayani curhat itu.

Apa yang harus aku lakukan? Boo memang memiliki otoritas sebagai sahabat namun aku juga memiliki otoritas untuk menjadi manusia.

Dan walau aku berhasil menemukan cara untuk menaklukan hatinya, namun aku tidak bisa menyangkal bahwa jiwaku terbagi menjadi dua, yang satu ingin mempertahankanya, dan yang satu ingin menikmati padang ilalang.

Namun yang paling aku sukai adalah pada akhirnya aku menemukan fakta bahwa sayang atau Boo itu memang hanyalah kata. Namun walau itu hanyalah kata bagimu, bagi mereka itulah label yang membuat mereka istimewa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun