Saya menyukai langit dengan segala cuacanya.Â
Langit cerah adalah alasan bagi saya agar tetap bersemangat menjalani hidup, berbahagia melewati hari, dan bersikap positif tentang apa yang akan terjadi.
Langit mendung adalah alasan bagi saya agar tetap berusaha keras, jadi tidaknya hujan sama seperti hidup adalah tentang perjuangan yang harus diperjuangkan hingga akhir.
Langit gelap adalah alasan bagi saya agar istirahat sejenak dari kesibukan, mengapresiasi hal-hal yang sudah saya lakukan. Apresiasi dengan hal sederhana saja, misalnya menepuk pundak diri sendiri, lalu berbisik "terima kasih untuk saya yang sudah melakukan hal-hal hebat di setiap hari, yang kamu lakukan itu hebat"
Ada banyak hal yang membuat saya menyukai langit.
Tak perlu ada rasa gelisah, jika memandang langit itu membuat tenang.
Memandang langit, semacam obat ampuh yang dianugerahi Tuhan secara gratis. Betapa pemurah-Nya, sehingga seorang hamba yang berdosa ini bisa memandangi langit sepuasnya tanpa bayar satu sen pun.
Menyadari ternyata seluas itulah semesta.Â
Saya terlalu kecil, bahkan sangat kecil diantara ciptaaan-Nya yang lain.
Jadi terkadang untuk apa saya merasa gelisah tentang kehidupan, bahkan pada hal kecil yang belum terjadi.
Masalah kecil yang ada pada diri saya bukanlah masalah yang besar, bukan juga satu-satunya masalah yang terjadi di alam semesta ini.
Masalah bukanlah masalah jika saya berpikir bahwa itu bukanlah masalah.
Lucu ya. iya manusia memang sangat lucu, untuk menambah kelucuannya maka diadakanlah pikiran.
Oleh sebab itulah saya menyukai langit, dari langit yang sangat tinggi dan tak mungkin digapai manusia, saya merasa tenang.
Saya menemukan hal-hal lucu yang membuat saya tertawa.
Langit meringankan beban pikiran yang ada dalam kepala.Â
Langit menyuguhkan keindahan yang sangat menakjubkan, yang setiap harinya berbeda.
Saya sangat menyukai langit, hidup di bawah langit membuat saya merasa dilindungi dan dipeluk erat.Â