Mohon tunggu...
Murti Ayu Wijayanti
Murti Ayu Wijayanti Mohon Tunggu... Dosen - l

A mother and educator

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Suami yang Tertukar

8 Oktober 2021   16:06 Diperbarui: 8 Oktober 2021   16:08 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Berikutnya akan tahan berapa lamakah itu? Bisa jadi ia memang akan merubah tabiatnya, atau malah akan kembali ke tabiat semula. Handuk sudah berserakan lagi, baju sudah berantakan lagi, waktu menjemput Anda pun jadi molor lagi.

Kalau sudah begitu, apa yang Anda lakukan?

Tentunya Anda harus kembali menyadari bahwa Anda dan suami adalah dua insan berbeda yang disatukan dalam pernikahan. Ketika menikah ia tidak serta merta menjadi seseorang sebagaimana impian Anda. Kemudian pertanyaan berikutnya adalah, jangan-jangan Anda malah bukan wanita impian suami Anda?!

Yang bisa dilakukan nampaknya menurunkan ego dan ekspektasi serta meninggikan toleransi. Kita nampaknya perlu menyadari bahwa tiap kita punya tabiat yang berbeda. Tabiat ini adalah hasil dari penanaman  nilai kehidupan yang ditanam dan dipupuk sedari kecil. 

Oleh karena itu, tidak elok rasanya ketika kita harus merubah tabiat-tabiat suami kita dengan serta merta. Berikutnya adalah meninggikan toleransi. Kita menghargai perbedaan sifat-sifat suami kita. Banyak pemakluman yang bisa kita buat selama itu tidak membahayakan kita.

Selanjutnya, yang perlu dikondisikan adalah cara kita memandang segala hal yang terjadi dalam keluarga kita. Kita selalu menjaga kebersihan karena kita meyakini akan nilai kesehatan dari kebersihan ini. 

Oleh karena itu, maka kita melakukannya dengan hati yang bahagia. Begitu juga dengan hal yang lainnya. Kita perlu pikirkan, nilai-nilai apa yang kita junjung ketika kita melakukan sesuatu.

Jadi, ketika suami kita lagi rada bener, kita bisa mengajaknya ke restoran, eh maksudnya bicara dari hati ke hati mengenai nilai-nilai yang perlu disepakati. Jangan-jangan suami kita memandang sesuatu berbeda dengan cara pandang kita! 

Kita melihat suatu hal sebagai sesuatu yang penting karena pengalaman kita, tetapi itu bukan sesuatu yang penting bagi suami kita. Maka, perlu kiranya berkomunikasi yang lebih intensif mengenai nilai-nilai atau keyakinan yang perlu dibangun dalam keluarga kita.

Jika kita merasa sudah melakukan banyak hal, sila dibuka-buka kembali album pernikahan kita. Pandangi wajah suami kita lekat-lekat. Diakah yang mengajak kita untuk mengarungi bahtera rumah tangga atau malah mungkin suami kita sebenarnya diculik alien kemudian dikloning jadi suami kita yang sekarang?!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun