Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Humor Ramadan: Abu Nawas Ternyata Suami yang Ksatria tapi Lembut Hatinya

1 April 2024   20:37 Diperbarui: 4 April 2024   06:15 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Abu Nawas di barisan patung hati. (Dibuat dengan Bing AI Image Creator)

"... Dan bergaullah dengan mereka (istri-istrimu) secara baik. Dan jika kamu tidak menyukai mereka, maka (bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak di dalamnya." (QS. An-Nisa: 19)

Di sebuah kerajaan yang damai dan makmur, Raja yang bijaksana memutuskan untuk mengadakan sebuah acara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tujuannya adalah untuk merayakan keharmonisan di setiap rumah tangga di kerajaannya. Namun, dibalik acara tersebut, Raja memiliki rencana kecil untuk menguji keberanian para suami terhadap istrinya di kerajaannya.

Pada hari yang telah ditentukan, Raja mengundang 100 suami terpilih, termasuk Abu Nawas, di kerajaannya ke lapangan istana. Setibanya di sana, para suami menemukan dua patung besar yang telah disiapkan. Patung pertama adalah simbol keberanian, berwujud seorang ksatria yang gagah berani, sementara patung kedua adalah simbol kelembutan, berbentuk hati yang besar.

Raja kemudian memberikan instruksi, "Para suami kerajaan, hari ini kita akan merayakan keharmonisan rumah tangga. Setiap dari kalian diminta untuk memilih antara dua patung ini. Siapa yang merasa dirinya berani memimpin istrinya, silakan berdiri di samping patung ksatria. Dan siapa yang merasa dirinya lebih memilih kelembutan dan mengalah pada istrinya dalam memimpin rumah tangga, silakan berdiri di samping patung hati."

Hadis Riwayat Abu Dawud: Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah yang paling baik di antara kalian terhadap istrinya."

Dengan sedikit kebingungan dan bisikan di antara mereka, para suami mulai memilih posisinya. Abu Nawas, dengan langkah santainya, mengamati kedua patung tersebut dengan seksama. Tak lama, lapangan istana dipenuhi dengan tawa dan canda, karena nyaris semua suami tanpa ragu berdiri di samping patung hati, meninggalkan patung ksatria yang gagah berani tanpa seorang pun di sisinya.

Raja, yang terkejut namun terhibur, bertanya kepada Abu Nawas yang juga berdiri di samping patung hati, "Abu Nawas, mengapa kau juga memilih berdiri di sini? Bukankah kau dikenal sebagai seorang yang cerdik, pemimpin dan pemberani?"

Dengan senyum khasnya, Abu Nawas menjawab, "Wahai Raja yang mulia, keberanian sejati bukanlah tentang berdiri di medan perang melawan musuh yang bisa kita lihat dan perhitungkan. Tetapi keberanian itu ada dalam memilih hati, tempat kita memutuskan untuk memahami dan menghormati hati pasangan kita. Lagipula, keberanian terbesar bagi seorang suami adalah ketika ia mampu mengatakan, 'Aku salah, dan aku minta maaf' di depan istrinya. Dan percayalah, wahai Raja, itu membutuhkan keberanian yang jauh lebih besar daripada seorang ksatria yang bertempur di medan perang."

"Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." (QS. Ar-Rum: 21)

Tawa meriah segera memenuhi lapangan istana. Raja, terkesan dengan jawaban Abu Nawas, mengakui kebijaksanaannya dan merenungkan betapa pentingnya pengertian dan kelembutan dalam membangun keharmonisan dalam rumah tangga. Acara tersebut berakhir dengan penuh kegembiraan, dan semua suami kembali ke rumahnya dengan pemahaman baru tentang keberanian dan kelembutan dalam cinta dan keharmonisan rumah tangga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun