Dan disinilah aku. berdiri diantara ayah dan ibu menatap ke satu titik di depan. Semburat langit berwarna keemasan mulai jelas seiring menit berlalu. Sampai pada puncaknya, cahaya keemasan itu berpusat pada satu titik yang megah. Warna emas yang terpancar, berbaur sangat serasi dengan kabut dan awan yang mengelilinginya.Â
" Masya Allah.. Ayah ibu.. mataharinya bagus banget.. Hana suka liatnya... " ucapku lirih
Ayah dan ibu menengok ke arahku dan tersenyum. Tanpa sadar, aku menangis bahagia. Sungguh, ini pemandangan terindah yang alam semesta persembahkan untuk seorang manusia sepertiku.Â
" Ayah.. Ibu.. Terima Kasih... "
***
Tiiiiiiiiiiiiiit....
Monitor EKG menunjukkan garis lurus. Seketika pecahlah tangis dari dua orang disisi tempat tidur gadis yang telah menghuni ruangan ICU selama 2 minggu terakhir itu.
" Hana.... ayah dan ibu iklas nak.. sekarang Hana sudah tidak sakit lagi.. Sekarang Hana sudah bisa pergi ke manapun Hana mau.. Tunggu kami di surga ya nak.. Lillahi .. Kami iklas nak..." Selamat jalan bidadi kami" wanita itu terisak. Disebelahnya, lelaki yang terlihat tegar itupun menyeka matanya.
Putri tunggal mereka telah pergi selama-lamanya setelah dari lahir menderita jantung bocor bawaan. Karena hal itu pula, Hana tidak bisa beraktifitas seperti orang normal pada umumnya. Hampir sebagian besar waktunya habis di rumah sakit. Namun, tekad dan semangat gadis itu luar biasa besar. Impiannya adalah untuk pergi ke tempat yang ingin ia kunjungi dengan orang tuanya. Gunung Bromo.