Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ironis! Warisan Majapahit Ini Jadi Sarang Ular

21 April 2013   13:55 Diperbarui: 11 Agustus 2016   22:05 4202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Candi Dermo terletak di Desa Candinegoro, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. Bangunan candi terbuat dari batu bata merah dengan tinggi 13,50 meter. Jika berangkat dari pusat Kota Krian, Sidoarjo, pelancong bisa mengambil jalur pinggiran. Hal ini karena jalur pinggiran lebih bebas hambatan, dan bisa membawa Anda lebih cepat sampai ke lokasi candi. Namun, sebelum sampai di Desa Candinegoro ada beberapa desa yang harus kami lewati. Beberada desa tersebut antara lain Krian, Junwangi dan Duran barulah sampai di Desa Candinegoro. Lokasi candi berada di pemukiman padat penduduk. Rimbunnya pohon mangga di depan rumah-rumah warga di sekeliling candi menambah suasana nyaman berkunjung ke tempat ini.

Sebagai salah satu lokasi wisata sejarah, bangunan candi telah dipugar. Namun, ternyata bagian belakang candi masih mengalami kerusakan. Mungkin karena ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Tapi Anda tak perlu kuatir, pesona warisan Majapahit masih jelas terlihat. Ada cerita menarik yang saya dapat dari seorang ibu yang tinggal tak jauh dari pintu masuk candi. Menurutnya, dulu bagian dalam candi ini dijadikan lokasi ular bersarang. Penduduk setempat pun banyak menemukan ular-ular berbisa bersarang di dalam candi. Alhasil, mereka menjadi takut bila bermain-main di sekitar candi. 

Sampai sekarang pun terkadang ada warga yang melihat ular keluar masuk bilik candi tersebut. Karena itu, pengunjung diminta berhati-hati. Begitu pula dengan kami. Sewaktu berkunjung ke sana, ibu tadi menyarankan agar kami juga berhati-hati, dan waspada bila memasuki bilik candi. Begitu masuk ke dalam candi, sisa potongan lidi yuswa yang sudah terbakar, tampak berserakan dalam ruang candi. Bau khas dari bunga tujuh rupa masih terendus jelas oleh hidung kami. Nuansa mistis pun seketika terasa di dalam bilik candi. Usut boleh usut, ternyata bilik candi yang terlalu besar ini semalam dipakai untuk ritual tertentu. 

Menurut juru kunci candi, catatan mengenai Candi Dermo yang pertama dapat dilihat dari laporan tertulis pemerintah Belanda. Catatan itu ditulis pada tahun 1905-1913 dan 1914-1915. Candi Dermo sebenarnya merupakan gapura yang berbentuk gapura paduraksa. Dalam dunia arkeologi, paduraks berarti candi berbentuk gapura yang bagian atapnya menjadi satu. 

Pembagian gapura candi di dalam arkeologi ada dua, terpisah dan tak terpisah. Untuk gapura yang atapnya terpisah, akan terlihat seolah ditarik ke kanan dan ke kiri. Bentuk candi yang demikian dinamakan Candi Benta, atau gapura belah. Candi ini mirip dengan gapura Candi Bajang Ratu, bekas peninggalan Majapahit yang berada di Trowulan.

Berdasarkan model bangunannya para ahli kepurbakalaan memperkirakan candi ini dibangun pada abad ke-14. Kira-kira pada masa pemerintahan Raja Brawijaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun