Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Menguak Mitos dan Kisah Sejarah Kali Jagir dan Banyu Urip

25 Juli 2021   21:38 Diperbarui: 11 Agustus 2021   03:02 3376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu Air Jagir (dok.pri) 

Pintu Air Jagir in the night (dok.pri) 
Pintu Air Jagir in the night (dok.pri) 

Pemerintah Kota Surabaya dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mencanangkan Pintu Air Jagir sebagai bangunan cagar budaya yang dilindungi undang-undang sesuai Surat Keputusan (SK) Walikota Surabaya no. 188.45/004/402.1.04/1998/no. urut 54.

Pintu Air Jagir ini sudah ada saat Belanda menguasai Surabaya pada tahun 1923, bahkan jauh-jauh hari sebelum Belanda menginjakkan kaki di Surabaya, lokasi yang kini dijadikan Pintu Air Jagir itu dulunya merupakan tempat bala tentara Tar-tar menambatkan kapal-kapal perangnya sebelum menyerang Prabu Jayakatwang dari Kediri pada tahun 1293. 

Kali Banyu Urip 

Nama Kali Banyu Urip sering dikait-kaitkan orang dengan legenda terjadinya Kampung Banyu Urip. 

Ceritanya begini, duluu..ketika terjadi duel antara Pangeran Situbondo dan Joko Taruno untuk memperebutkan putri seorang pembesar (adipati), dengan ajian pamungkas dan segala muslihatnya,  pertempuran akhirnya dimenangkan oleh Raden Joko Taruno. 

Kali Banyu Urip Wetan 2019 (dok.pri)
Kali Banyu Urip Wetan 2019 (dok.pri)

Pangeran Situbondo terluka parah dan akhirnya melarikan diri ke dalam hutan. Di sana beliau bertemu Joko Jumput, seorang pemuda lugu anak dari Mbok Rondo Praban Kinco. 

Atas pertolongan Joko Jumput, akhirnya Pangeran Situbondo berhasil dibawa ke suatu tempat bernama Kedung Gempol. 

Menurut cerita yang beredar, Kedung Gempol berada di kawasan yang sekarang bernama Banyu Urip Kidul Surabaya tak jauh dari gedung Puskesmas setempat.  

Kedung Gempol dulunya merupakan sumber air. Setelah meminum air di Kedung Gempol, ajaibnya kesehatan Pangeran Situbondo berangsur-angsur pulih kembali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun