Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Memetik Hikmah Peristiwa Isra'-mikraj Nabi Muhammad SAW

3 Mei 2021   17:12 Diperbarui: 3 Mei 2021   17:18 1313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah ilustrasi, bahan catatan meneladani kisah Nabi Muhammad SAW saat diisra'kan oleh Allah (Dokumentasi Mawan Sidarta)

Dalam kesempatan yang berbahagia ini (kayak ustaz aja rek he..he..he..) saya mencoba membuat catatan sederhana tentang peristiwa isra'-mikraj yang saya nukilkan dari peristiwa Isra' Nabi Muhammad SAW dalam buku karya Bey Arifin yang berjudul Rangkaian Cerita Dalam Al-Quran (1997 : 386-389). 

Pada suatu pagi sebelum matahari terbit, Nabi Muhammad SAW mengajak bercakap-cakap Ummu Hani (anak Abu Thalib, paman Nabi Muhammad SAW) tentang peristiwa isra' yang dialaminya. 

Nabi SAW ingin menceritakan perjalanan isra'nya ke kaum Quraisy agar mereka tahu nikmat dan kodrat Allah yang Maha Besar. 

Ummu Hani yang kala itu sudah memeluk Islam dan beriman penuh sempat mengingatkan agar Nabi SAW tidak menceritakan kejadian luar biasa yang dialaminya itu kepada bangsa Quraisy. 

Dikhawatirkan akan mengingkari kerasulan dan kebenaran beliau. Tapi Nabi SAW tetap berkewajiban menyampaikan kebenaran peristiwa isra'nya itu serta tidak takut diejek atau diingkari oleh kaum Quraisy. 

Ummu Hani akhirnya mengutus Nab'ah (perempuan budak tapi bisa dipercaya) untuk menemani Nabi SAW menemui kaum Quraisy. 

Nab'ah melaporkan ke Ummu Hani kalau saat menemui kaum Quraisy di lapangan (antara Ka'bah dan sumur zam-zam), Nabi SAW bertemu Abu Jahal. 

Dengan nada mengejek Abu Jahal melontarkan pertanyaan kepada Nabi SAW. "Ada pulakah kabar baru, Ya Muhammad".  
Kemudian Nabi SAW menjawab : "Ya, ada, tadi malam saya diisra'kan (Allah) ke Baitulmaqdis ". 

"Wah, sekarang Engkau telah berada di sini kembali", sanggah Abu Jahal. "Ya, jawab Nabi SAW pula. 

"Bolehkah kabar ini saya siarkan kepada semua orang Quraisy" tanya Abu Jahal. Lalu Nabi SAW menjawab : "boleh saja". 

Ummu Hani meminta Nab'ah agar bercerita lebih tenang. Menurut Nab'ah dalam waktu yang cepat penduduk Mekah berkumpul bersama-sama Abu Jahal dan melingkari Nabi SAW. 

Abu Jahal mempersilahkan Nabi SAW bercerita. Lalu Nabi SAW memulai ceritanya : "Saya sudah diisra'kan ke Baitulmaqdis, saya sudah dipertemukan dengan para nabi dan rasul terdahulu, diantaranya Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan nabi lainnya serta saya sudah mengerjakan sholat bersama-sama mereka". 

Abu Jahal lalu berkata kepada Nabi SAW dengan nada mengejek : "Coba terangkan kepada kami bagaimana rupa nabi-nabi yang engkau jumpai itu". Nabi SAW lalu menjawab : "Nabi Isa agak tinggi, tetapi tidak terlalu panjang, kulitnya kemerah-merahan dan janggutnya tebal. Nabi Musa gemuk dan hitam kulitnya, tampak sebagai orang yang gagah berani. Adapun Nabi Ibrahim, demi Allah, belum pernah saya jumpai seorang manusia seperti dia, tidak seorang pun diantaramu dapat menyamainya". 

Dengan apa yang diceritakan Nabi SAW itu bangsa Quraisy terheran-heran dan semakin ingkar. 

Lalu Nab'ah melihat salah satu dari kaum Quraisy yang bernama Muth'im bin Adi mendekati Nabi SAW seraya berkata :  
"Kami dengan menggunakan unta yang secepat-cepatnya pergi ke Baitulmaqdis butuh waktu sebulan lamanya dan kembalinya sebulan lamanya, sedang engkau mengatakan hanya semalam saja. Demi Allata dan Uzza, saya tidak percaya akan kata-kata mu, engkau seorang pembohong". 

Mendengar cerita dari Nab'ah ini, Ummu Hani menjadi sedih, bermuram durja, air matanyapun menetes. 

Nab'ah lalu melanjutkan ceritanya, setelah ejekan Muth'im kemudian muncul Abu Bakar dan mengatakan : "Saya percaya atas apa yang engkau ceritakan itu, ya Muhammad. Saya percaya semua kabar langit yang dibawa Muhammad itu, perjalanan yang dikuasakan Allah atas nabi-Nya. Tidak ada yang mustahil bagi Allah sekalipun memperjalankan hamba-Nya dengan lebih jauh dan lebih cepat dari itu". 

Mendengar ucapan Abu Bakar tersebut, Ummu Hani berdiri dengan gembira sambil berkata : "Orang-orang yang mengaku Islam hanya dengan mulut, tidak dengan hati lebih baik keluar dari barisan umat Islam. Sebab perjuangan Islam bukan menjadi kuat dengan orang yang ragu-ragu (mudzabdzabina). Orang-orang yang lemah imannya, malah melemahkan barisan umat Islam. Maha Suci Allah yang telah menyisihkan orang-orang itu dari kita". 

Cuplikan kisah nyata yang luar biasa dari Nabi Muhammad SAW mengenai perjalanan beliau diisra'kan oleh Allah dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa (Baitulmaqdis) lalu dilanjutkan dengan mikraj menuju langit ke-7 (Sidratul Muntaha), dimana beliau menerima perintah sholat yang kini dikenal dengan sholat wajib lima waktu itu. 

Sebuah pendapat

Sebagian masyarakat mungkin beranggapan bahwa isra'-mikraj menjadi satu peristiwa yang sama. Padahal sebenarnya isra' dan mikraj merupakan dua peristiwa yang berbeda. 

Isra merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW mengendarai hewan buraq yaitu seekor binatang yang berwarna putih, lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari bighal (peranakan dari hasil persilangan kuda dan keledai) yang digambarkan bisa terbang. 

Perjalanan dilakukan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha. Masjidil Aqsha dianggap sebagai masjid terjauh dari Mekkah. 

Mikraj merupakan pencapaian spiritual menuju Sidratul Muntaha, tempat atau maqam paling tinggi di langit. 

Nabi Muhammad naik ke surga Allah bersama Malaikat Jibril dan bertemu nabi-nabi sebelumnya yang berada di masing-masing tujuh tingkat langit. Mulai dari Nabi Adam AS, Nabi Yahya AS dan Nabi Isa AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Idris AS, Nabi Harun AS, Nabi Musa AS dan Nabi Ibrahim AS. 

Peristiwa isra tersirat dan tersurat dalam Surat Al-Isra' ayat 1 yang artinya : "Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat". 

Sedangkan peristiwa mikraj tidak tersirat dalam Surat Al-Isra' melainkan dalam Surat An-Najm ayat 1-18. 

Kalau diperkirakan jarak antara Masjidil Haram di kota Mekkah (Arab Saudi) dengan Masjidil Aqsa (Baitul Maqdis) di Yerusalem (Palestina) menggunakan  jalan umum (jalan darat) kurang lebih sejauh 1485.35 kilometer, jika dibulatkan jadi 1500 kilometer atau 920.92 mil (mohon dikoreksi bila kurang tepat). 

Sedangkan dengan menaiki buraq (untuk sederhananya) yang bisa melesat dengan kecepatan 300.000 kilometer per detik bahkan mungkin lebih. 

Jadi perjalanan dari Masjidil Haram (Ka'bah, Mekah) hingga Masjidil Aqsa (Yerusalem, Palestina) ditempuh hanya dalam waktu 0,005 detik. 

Sungguh perjalanan yang luar biasa, amat sangat cepat. Sementara bila dilakukan dengan perjalanan biasa memakan waktu kurang lebih 40 hari (sebulan lebih). 

Isra'-mikraj dialami Nabi Muhammad SAW dalam semalam saja (2-3 jam).

Peristiwa isra'-mikraj merupakan salah satu dari sekian banyak kisah Nabi Besar Muhammad SAW yang patut kita jadikan teladan. Sebagai seorang muslim, hukumnya "wajib" yakin dan percaya dengan peristiwa tersebut. 

Bagi Allah SWT tidak ada yang tidak mungkin. Sesuatu yang sulit diterima oleh akal mahluk biasa seperti kita bahkan oleh kaum kafir Quraisy di masa itu. 

Suatu peristiwa maha dahsyat yang membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan Nabi yang agung dan sebaik-baik uswatun hasanah (suri tauladan) bagi umat manusia.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun