Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Begini Cara Petani Desa Memperbaiki "Tanggul Jebol"

6 Februari 2019   13:11 Diperbarui: 6 Februari 2019   13:23 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memasang dinding bambu (dok.pri)

Musim hujan bagi sebagian orang tak terkecuali kaum petani di pedesaan merupakan berkah tersendiri. Sebagian petani yang lahannya merupakan sawah tadah hujan memang sangat tergantung dari turunnya hujan. Meski sebagian sawah tadah hujan sistem irigasinya sangat tergantung dari turunnya hujan namun intensitas curah hujan yang di luar batas normal justru mengkhawatirkan para petani penggarap sawah tadah hujan.

Kekhawatiran itu ternyata benar-benar terjadi. Peristiwa itu menimpa sebagian petani Desa Driyorejo, Gresik-Jawa Timur. Beberapa waktu lalu, akibat hujan deras yang terjadi beberapa hari belakangan ini menyebabkan tanggul pembatas antara sungai desa dengan sebagian petak sawah tadah hujan menjadi jebol, sehingga air sungai masuk menggenangi areal sawah yang sudah berisi tanaman padi yang mulai beranjak dewasa (fase masak susu).

Bisa dibayangkan betapa sedihnya para petani tadi. Tanaman padi menjadi rusak berat gegara tergenang air sungai yang meluap akibat derasnya hujan turun. Kejadiannya pada malam hari di mana umumnya warga desa terlelap tidur.

Pagi harinya mereka mengelus dada setelah melihat sawahnya digenangi air sungai yang menjebolkan tanggul pembatas.

Larut dalam suasana sedih yang berkepanjangan malah tak menyelesaikan masalah. Warga dan petani desa bangkit bahu-membahu memperbaiki tanggul yang jebol itu.

Cara sederhana memperbaiki tanggul jebol   

Tanggul sudah diperbaiki dengan tumpukan karung berisi tanah (dok.pri)
Tanggul sudah diperbaiki dengan tumpukan karung berisi tanah (dok.pri)
Sebagian warga dan petani desa tak kehabisan akal. Mereka mendatangkan beberapa dump truck tanah urukan. Mereka menyebut jenis tanah urukan tadi dengan istilah tanah paras (sejenis lempung) yang digali dari perbukitan di daerahnya. 

Tanah paras ditempatkan dalam karung-karung plastik (Jawa = glangsing). Mengingat tanggul yang jebol itu cukup lebar maka karung-karung berisi tanah yang dibutuhkan juga cukup banyak, ratusan bahkan ribuan karung.

Memasukkan tanah ke dalam karung (dok.pri)
Memasukkan tanah ke dalam karung (dok.pri)
Sebelum menempatkan ribuan karung berisi tanah di tanggul yang jebol, warga dan petani desa terlebih dulu memasang dinding dari anyaman bambu (Jawa = gedhe'k). Fungsi dinding bambu di sini agar tumpukan karung tanah terlihat rapi, tidak melorot dan memperkuat tanggul darurat tadi dari hempasan air sungai bila sewaktu-waktu sungai meluap akibat meningkatnya intensitas curah hujan.

Dinding dari anyaman bambu ditopang menggunakan potongan batang-batang bambu dan kayu pohon (palm raja) agar kokoh dan tidak mudah ambrol.

Cara membendung tanggul jebol dengan menggunakan tumpukan karung berisi tanah atau pasir ini merupakan cara sederhana yang bersifat sementara (darurat). Cara ini biasa digunakan orang termasuk masyarakat yang ada di luar negeri untuk menanggulangi hempasan air banjir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun