Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Penasaran dengan Makam Tak Bernama dan Sejarah Singkat Sunan Giri

9 Oktober 2018   22:19 Diperbarui: 10 Oktober 2018   15:28 4435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bermunajad di makam Sunan Giri (dok.pri)

Untuk bisa sampai ke kompleks makam Sunan Giri dan keluarganya, para peziarah harus berjalan kaki melewati banyak trap-trap tangga. Kompleks makam Sunan Giri dan kerabatnya berada di sebuah bukit yang cukup tinggi. 

Kini di sisi kiri objek wisata religi kebanggaan masyarakat Gresik itu juga berdiri Museum Sunan Giri yang belum lama ini diresmikan penggunaannya untuk dikunjungi masyarakat luas.

Selain kompleks pusara, di sisi kanan tak jauh dari pekuburan Giri bisa pengunjung saksikan Masjid Giri yang dibangun Sunan Giri ribuan tahun silam.

Penjual pudak dan jajanan khas Gresik lainnya (dok.pri)
Penjual pudak dan jajanan khas Gresik lainnya (dok.pri)
Setelah berjalan melewati banyak trap tangga, tak jauh dari gapura masuk pusara banyak kita temukan stan-stan penjual pakaian, makanan khas Gresik (pudak dan jajanan lainnya), suvenir, buku-buku atau literatur Islam, beragam perlengkapan ibadah bagi umat Islam dan berbagai barang kebutuhan lainnya.

Agar berdoa atau bermunajad menjadi lebih khusyuk maka pengelola situs makam sengaja melarang pengunjung memasang HP nya atau mengambil gambar (memotret) yang dikhawatirkan akan mengganggu kekhusyukan mereka yang sedang berdoa di makam.

Sejarah Singkat Sunan Giri 

Cungkup utama pusara Sunan Giri (dok.pri)
Cungkup utama pusara Sunan Giri (dok.pri)
Sunan Giri memiliki banyak nama (julukan) sesuai dengan peristiwa yang mengiringinya. Beberapa nama beliau diantaranya : Joko Samudro (Jaka Samudra), Raden Paku, Mihammad Ainul Yaqin, Prabu Satmoto (Satmata) dan Sultan Abdul Faqih.

Dari jalur ayahandanya, Sunan Giri masih keturunan ke-23 dari Rasulullah Muhammad SAW. Beliau lahir di Blambangan (Banyuwangi) pada tahun Saka Candra Sengkala "Jalmo Orek Werdaning Ratu" (1365 Saka), dan wafat pada tahun Saka Candra Sengkala "Sayu Sirno Sucining Sukmo" (1428 Saka) di Desa Giri, Kebomas, Gresik-Jawa Timur.

Ayah kandung Sunan Giri bernama Imam Ishaq Makdum (Maulana Ishaq bin Maulana Akbar) atau sebagian kalangan menyebut dengan nama Syeh Maulana Ishaq atau Syeh Awalul Islam, seorang mubaligh dari Samarkand - Asia Tengah. Ibunda beliau adalah Dewi Sekardadu, putri Prabu Menak Sembuyu, seorang adipati Blambangan pada masa menjelang runtuhnya Kerajaan Majapahit.

Sewaktu masih berusia belasan tahun, Sunan Giri dibawa asuhan Nyai Ageng Pinatih, syahbandar kaya raya asal Gresik yang kelak menjadi ibunda angkatnya. Kala itu sang sunan diberi nama Joko Samudro karena ditemukan awak kapal Nyai Ageng Pinatih dalam peti besi terapung-apung di tengah samudera.

Nyai Ageng Pinatih kemudian menyekolahkan Joko Samudro ke pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat (Sunan Ampel) di Ampel Denta Surabaya. Selama belajar di pesantren Ampel, Joko Samudro diberi nama Raden Paku. Tujuh tahun lamanya Raden Paku memperdalam Agama Islam kemudian lulus dan diwisuda dengan gelar Ainul Yaqin.

Mengingat perkembangan kecerdasan Joko Samudro yang begitu pesat, dan Sunan Ampelpun tahu kalau Joko Samudro itu adalah anak kandung Maulana Ishaq maka bersama Makdum Ibrahim (Sunan Bonang) akhirnya mereka berdua dikirim ke Pasai untuk mendalami Islam.

Sepulang dari Samudra Pasai, Joko Samudro atau Raden Paku kemudian mendirikan pesantren di kawasan Sidomukti, Kebomas-Gresik pada tahun 1403 Saka (1481 Masehi). Pesantren Giri akhirnya maju dengan pesat hingga menjadi sebuah kerajaan yang dinamakan Giri Kedaton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun