Mohon tunggu...
Maulidina Lubis
Maulidina Lubis Mohon Tunggu... -

seorang murid di SMA SAMPOERNA Bogor.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Resensi Buku: Eye Shadow

2 September 2015   18:33 Diperbarui: 4 April 2017   18:10 3080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul Buku      : Eye Shadow

Penulis            : Keisha Sarang

Negara            : Indonesia

Bahasa            : Indonesia

Genre              : Roman

Penerbit          : Laskar Aksara

Tanggal terbit : 2014

Halaman         : 13 cm X 19 cm 172 halaman

ISBN              : ISBN 978-602-9041-40-8

Resensi 

Hati Wanita 

Novel ini karya pertama Keisha Sarang yang diterbitkan oleh laskar aksara, cetakan pertamanya dicetak pada tahun 2014 di Jln.Gunung Sahari III / 7 Jakarta. Novel eye shadow merupakan sebuah novel drama romantis tentang keagungan cinta yang terkikis. Novel ini menceritakan kisah cinta seorang pasangan di negara Korea.

Eye shadow merupakan novel yang mengajarkan bahwa sebuah cinta yang tulus akan tampak saat kita melihatnya dengan mata hati dan menajamkannya dengan belati batin. Kebesaran cinta terbentuk karena suatu cahaya yang tak pernah redup untuk menerangi wujud cinta dalam kegelapan.

Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju dan alur mundur. Pada awal sampai pertengahan isi novel ini menggunakan alur maju karena cerita di dalam novel tersebut tidak ada menceritakan kejadian yang pernah terjadi, alur tersebut membuat pembaca novel tersebut menjadi penasaran dengan kelanjutan cerita tersebut, tetapi pada akhrir cerita novel ini menggunakan alur mundur yanga menjelaskan potongan isi cerita tersebut.

Gaya bahasa yang digunakan oleh Keisha Sarang adalah seperti bahasa sehari-hari dan tidak terlalu baku. Hal yang menjadi daya tarik dalam novel ini adalah Keisha Sarang memasukan bahasa asing yaitu bahasa korea seperti judul dan  lirik lagu dan juga pepatah cinta dalam isi novel tersebut.

Kisah novel tersebut bermulai pada perjalan malam yang senyap dengan keheningan di dalam mobil, wanita yang ingin dipedulikan oleh pasangannya membuat percakapan merekan menjadi bias. Jindo adalah seorang photographer yang kurang peduli terhadap sosok perempuan yang bernama Nara, Jindo lebih mementingkan urusan pekerjaaanya yaitu pembidik gambar dan ia selalu membuat Nara menjadi kesal. Nara adalah seorang model cantik  sangat manja, semua keinginannya harus dilakukan dan seorang yang sangat keanak-anakkan.

Nara selalu merasa kesal ketika Jindo selalu mementingkan kamera dan dekat dengan model model lain. Ketika hubungan Nara dan Jindo tidak berjalan lancar saat itu, tetangga lelakinya mengirimkan bunga kepada Nara. Pada saat itu Nara memutuskan untuk tidak berhubungan lagi kepada Jindo dan memilih untuk menjalin hubungan kepada tetangga lelakinya itu. Namun lelaki tetangganya itu membuat goresan di hati Nara, ia memilih untuk pergi. Nara terluka kembali tetapi, pada saat itu Nara kembali memikirkan jindo dan meminta berhubungan kembali kepada Jindo. Seorang model cantik ini sangat egois, hal ini yang selalu ia lakukan berulang-ulang. Nara selalu mencari orang yang lebih baik dari Jindo, ia tidak pernah merasa  puas dengan semua yang telah dilakukan Jindo untuknya. Pada saat di pulau Jeju hubungan Nara dan Jindu mulai membaik, namun pada saat itu ada wanita baru yang muncul di kehidupan Nara dan Jindo yaitu Ryu. Ryu adalah anak bibi dari Jindo, Ryu ini selalu menemani Jindo kemanapun. Ryu juga begitu pengertian dan mengerti Jindo dan ia juga sangat mengetahui segala sesuatu semua tentang Jindo. Ketika Ryu dan Jindo sedang berduaan di pantai saat matahari terbenam, namun saat itu Nara datang dan Ia sangat marah kepada Ryu dan Jindo. Nara mengalami kecelakaan setelah kejadian itu Nara dirawat di rumah sakit dan semua yang dilihatnya gelap.

Mengalami kebutaan dalam waktu yang lama membuat Nara tak sanggup dengan keadaannya, perbuatan Ryu dan Jindo menjadi pelampiasan kemarahanannya, selama dirawat, Jindo tak pernah menjenguknya, hal itu menjadikan Nara semakin benci kepada Jindo dan Ryu.

Waktu ke waktu membuat hidup Nara semakin membaik, ditambah lagi dengan pemberian kornea mata untuknya merupakan hal yang tak pernah ia duga datang begitu saja, tapi setelah operasi mata itu selesai, Nara masih saja ingin menemui Jindo yang telah membuatnya menderita, sakit hatinya akan Jindo menghilang menjadi rasa yang penuh harap untuk bersama Jindo seperti dulu lagi, tapi kehadiran Ryu membuat Nara semakin emosional dan tak terkendali. Setelah menemukan keberadaan Jindo dan Ryu, Nara terkejut dengan keadaan Jindo yang sekarang, dengan kedatangan Nara ke tempat Jindo, membuat Jindo harus meninggalkan Korea Selatan sendiri tanpa Ryu, dengan sepucuk surat yang diberikan Jindo kepada Nara, surat itu membuat Nara mengerti mengapa Jindo pergi meninggalkannya. Kini hidup Nara telah berubah dari hidupnya yang lama, hidupnya yang baru membuatnya mengerti dengan satu perasaan yang belum dirasakannya saat bersama Jindo.       

Kelebihan dalam cerita ini bisa dirasakan pembawaan perasaan yang begitu mendalam dari tokoh utama yaitu Nara, setiap kisah yang tertuang di dalamnya selalu membuat pembaca terbawa ke dalam cerita novel karya Keisha Sarang ini, dan pembaca dapat mengerti apa yang dimaksud di dalam cerita ini, perincian setiap tempat dalam cerita ini cukup jelas.

Kekurangan dalam novel ini ialah kurangnya tata bahasa yang baik dan benar, sebagian kata-kata asing dirasakan membuat pembaca tak bisa dengan jelas mencerna ceritanya, dan buku ini rentan mengalami kerusakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun