Mohon tunggu...
Maulida Hardiana
Maulida Hardiana Mohon Tunggu... Mahasiswi Universitas Pamulang, Sastra Indonesia

Sedang berkuliah di Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Resensi Novel "Dikta dan Hukum"

3 Juli 2023   20:42 Diperbarui: 3 Juli 2023   20:46 22236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selanjutnya tentang persahabatan dikta. Sahabat-sahabat dikta mendengar perihal dikta yang sudah dijodohkan pun syok dan kaget, bagaimana bisa seorang dikta yang memang kerjaannya berkutat dengan buku sebentar lagi ingin menikahi seorang gadis?! 

Apalagi gadis tersebut adalah nadhira. Tetapi, setelah dikta menceritakan bahwa ini adalah perjodohan yang memang dipaksa oleh orang tua ia dan juga nadhira, mereka pun mengerti. Mereka semua pun menyetujui dan mendukung dikta dan nadhira atas kisah cinta mereka berdua.

Dikta sebenarnya memiliki penyakit ginjal kronis yang diprediksi oleh dokter hidupnya tidak akan lama lagi. Tetapi, karena ia tidak ingin semua orang yang disayanginya khawatir dan hanya memikirkan dikta saja ia pun memilih untuk menyembunyikannya. 

Sampai suatu hari, sewaktu dikta lagi menjalani kemotrapi di sebuah rumah sakit ia bertemu dengan johnny, karena johnny sedang mengantar neneknya. Johnny pun heran mengapa dikta disini dengan kondisi yang sudah sangat pucat serta menggunakan kursi roda, dikta pun kaget mengapa ia harus bertemu dengan johnny disini, padahal ia tidak ingin memberitahu siapapun tentang penyakitnya. 

Johnny pun menanyakan, dan dikta mau tidak mau menjawab dengan jujur bahwa ia habis menjalani kemotrapi, johnny pun kaget dan juga emosi serta kesal. Mengapa bisa dikta menyembunyikan hal sebesar ini dan memendamnya sendirian? Padahal ia mempunyai sahabat yang sangat peduli padanya dan selalu membantu dikta apabila ia sedang kesusahan.

Melihat dikta yang memang sudah sangat lesu dan pucat sehabis kemo johnny pun menghentikan omelannya, dan memberi tahu kepada dikta agar membicarakan hal ini kepada sahabat yang lainnya, dikta pun mengiyakan. Kemudian, dikta merencanakan agar mereka semua berkumpul di kos-an johnny dengan acara yang ia buat yaitu, minum bareng dengan mereka untuk yang terakhir kalinya sebelum penyakit ia semakin parah. 

Sampai akhirnya mereka semua minum sampai hilang kesadaran, kecuali dikta dan johnny mereka berdua memang tidak minum, apalagi dikta memang tidak diperbolehkan. Mereka berdua pun membahas tentang pencucian darah dikta yang memang sudah sejauh apa, tetapi ada satu 

sahabat mereka yang menguping pembicaraan mereka berdua yaitu, atuy. Atuy mengetahui hal tersebut dan ia kesal kepada dirinya mengapa dikta mempunyai penyakit keras seperti itu ia tidak tahu? Sahabat macam apa dirinya, ia pun terus berpura-pura tidur agar dikta dan johnny tidak tahu bahwa ia mendengar percakapan mereka berdua.

Sampai keesokan paginya atuy pun pergi dari kosan johnny menuju garut dengan alibi bahwa ada saudaranya yang memang tiba-tiba sakit parah, padahal sebenarnya ia sedang membicarakan dikta. Sampai di tol ia tidak sanggup lagi untuk mengendarai mobilnya dan menangis terisak, ia pun menelfon dikta dan dikta menghampirinya, sesampainya disana dikta menanyakan mengapa atuy menangis ditol sampai sesegukan seperti ini? Atuy pun menceritakan bahwa sebenarnya saudaranya tidak ada yang sakit, ia berbohong. dan atuy juga memberitahu bahwa ia mendengar percakapan johnny dan dikta dari awal sampai akhir. Dikta pun sudah mengira bahwa pasti hal ini akan kebongkar, mau disembunyiin serapih apapun tetap saja. Dikta memberi tahu atuy agar jangan memberi tahu theo dan juga jeffry dulu karena ia belum siap.

Selesai memberi penjelasan kepada atuy tiba-tiba jeffry memberi tahu di grup mereka bahwa jaket dikta yang ia pinjam, didalam kantongnya terdapat obat dan juga surat keterangan obat dengan nama dikta. 

Dikta tidak ingin mengakui dan johnny pun membantu dikta mengaku kepada jeffry bahwa itu obat nenek dia, tetapi terlihat jelas sekali di keterangan obat tersebut bernama dikta. Jeffry yang sudah emosi pun langsung pergi tanpa bilang kepada siapapun. Theo melihat itu pun bingung dan kesal, ini mengapa dan ada apa, theo ingin dikta menceritakan semuanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun