Mohon tunggu...
Maulana IsnainNazid
Maulana IsnainNazid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Zero to Hero

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kenaikan Harga BBM yang Tidak Efektif

18 Oktober 2022   13:42 Diperbarui: 18 Oktober 2022   14:26 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenaikan BBM pasca covid-19 mereda menyebabkan terjadinya kenaikan bahan-bahan pokok rumah tangga. Kenaikan BBM jenis pertalite yang cukup signifikan dari Rp7.650 menjadi Rp10.000 per liter, solar dari Rp5.150 menjadi 6.800 per liter, serta pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 (Tempo.co) 

Situasi ini mengakibatkan ramainya pengisian di stasiun BBM milik pemerintah karena stasiun BBM swasta lebih mahal. Yang menjadi masalah adalah, beberapa hari belakangan ini BBM jenis Pertalite menjadi pembicaraan sejumlah masyarakat di media sosial seperti TikTok membuat vidio perbandingan karena merasa lebih boros dari sebelum kenaikan harga.

Beberapa masyarakat kini beralih untuk mengisi bahan bakar di Vivo milik perusahaan swasta jenis reffo 89 dan mengatakan bahwa lebih irit daripada pertalite. 

Padahal, jika melihat data seharusnya BBM jenis pertalite mengandung oktan 90 lebih unggul dari Vivo jenis reffo 89 yang mengandung oktan 89. Pemerintah harus cek kembali oktan yang terkandung pada pertalite, karena tidak mungkin BBM yang mengandung oktan 89 lebih irit dan bertenaga daripada oktan 90 milik pemerintah itu.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun