Mohon tunggu...
Matthew Hermanto
Matthew Hermanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Murid

Aku adalah seorang siswa dari SMA CITRA KASIH JAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Indonesia: Rendah Hati Boleh, Rendah Pendidikan Jangan!

1 Februari 2024   10:24 Diperbarui: 1 Februari 2024   14:29 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Katadata

Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia yakni peringkat ke-4 dengan 274 juta penduduk dan luas total wilayah 1.904.569 km. Selain penduduk, Indonesia juga kaya akan sumber daya alam dan manusia, aneka ragam flora dan fauna. Namun, dengan berbagai keunggulan Indonesia, pendidikan Indonesia masih tergolong rendah.

Berdasarkan data yang dirilis Worldtop20.org, peringkat pendidikan Indonesia pada 2023 berada diurutan ke 67 dari 209 negara di dunia. Urutan Indonesia berdampingan dengan Albania di posisi ke-66 dan Serbia di peringkat ke-68. Peringkat tersebut berdasarkan lima tingkat pendidikan, yakni tingkat pendaftaran sekolah anak usia dini 68 persen, tingkat penyelesaian sekolah dasar 100 persen, tingkat penyelesaian sekolah menengah 91.19 persen, tingkat kelulusan SMA 78 persen, dan tingkat kelulusan perguruan tinggi 19 persen. Sumber daya alam yang melimpah dan teknologi yang semakin maju tidak memastikan kontribusi nilai tambah tanpa dukungan sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan kualitas sumber daya manusia hanya dapat dicapai dengan menekankan pentingnya pendidikan. Tanpa pendidikan, suatu negara akan tertinggal jauh dengan perkembangan dunia. Hal ini tentu membuat banyak orang khawatir tentang masa depan generasi Indonesia. 

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara dengan pendidikan yang buruk. Lantas, apa saja faktor-faktor tersebut? 

Faktor yang pertama adalah anggaran yang kurang untuk membangun dan meningkatkan pendidikan di Indonesia. Seperti contohnya yang sering dibahas, gaji guru yang rendah juga menurunkan mutu kualitas guru-guru di Indonesia, membuat orang Indonesia memilih pekerjaan lain yang lebih menguntungkan dibandingkan menjadi guru. Belum lagi, tingkat korupsi di sektor pendidikan juga terbilang tinggi, dan alokasi APBN yang tinggi membuat sektor ini menjadi sarang korupsi. Dilansir dari aliquidfuture.org, hanya ada sedikit sekolah di negara ini yang bersih dari suap atau penggelapan, dengan 40 persen anggaran sekolah terkuras sebelum dana tersebut masuk ke dalam kelas. Selain itu, alasan-alasan lain juga mencakup ketimpangan dalam persebaran kualitas guru di seluruh negara dan kurangnya pendidikan berkualitas di daerah-daerah pelosok negara.

Kurangnya dana yang mengalir dan sampai  ke bidang pendidikan ini yang menjadi penyebab dan pendukung mengapa pendidikan di Indonesia gagal. Fasilitas yang buruk dan kurang memadai bertolak belakang dengan salah satu tujuan dari sekolah yaitu membuat anak muridnya nyaman dan fokus untuk belajar. Mutu guru pun menjadi rendah, karena di daerah-daerah pelosok, gaji guru sangat rendah. Akhirnya tidak ada yang ingin bertugas menjadi seorang pengajar. Padahal, sosok seorang guru yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh negara yang masih terbelakang dalam bidang pendidikan.

Apakah ada cara untuk memperbaiki ini? Pastinya ada. Pertama, alokasikan dana untuk perkembangan pendidikan awal. Menurut Asian Development Bank (ADB) hanya 1.2 persen dari dana pendidikan digunakan untuk pendidikan awal. Jika diubah, ini bisa menjadi hal yang baik sebab pendidikan awal anak merupakan suatu aspek yang penting dalam perkembangan pendidikan anak.

Kedua, penyebaran guru berkualitas juga harus dilakukan. Di daerah-daerah pelosok, banyak guru yang tidak memiliki kualifikasi yang khusus untuk mengajar, ini dapat menunda edukasi anak. Sama juga dengan alokasi dana. Daerah-daerah yang susah dijangkau harus memiliki akses ke dana pendidikan. Dengan itu, pendidikan di seluruh Indonesia dapat berkembang dan tidak hanya di daerah perkotaan saja.

Pendidikan merupakan hal yang penting, yang menjamin kesuksesan suatu negara di masa depan. Anak-anak yang sedang duduk di bangku pelajar adalah masa depan bangsa. Jika masa depan bangsa tidak difasilitasi dan edukasi semaksimalnya, masa depan bangsa pun tidak akan berkembang secara maksimal. Semakin baik pendidikan negara, semakin sukses masa depan bangsa. Pendidikan harus lebih difokuskan lagi, demi kemajuan bangsa.

Penulis:
Matthew Hermanto
Justinus Tantry Senak

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun