Mohon tunggu...
Herman Wijaya
Herman Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sri Hayuni, Mendirikan Panti Rehabilitasi Setelah Anak Jadi Pecandu Narkoba

15 Agustus 2018   11:00 Diperbarui: 16 Agustus 2018   12:04 1802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sri Hayuni (depan) berbicara tentang pengalaman menangani anaknya yang menjadi pecandu narkoba. (Dok. Pribadi)

Sri sendiri baru berhasil membebaskan anaknya dari cengkeraman narkoba setelah 11 tahun berjuang. "Anak saya sudah bebas narkoba, tapi dia jadi anak pelupa. Sering kali dia lupa di mana meletakkan kunci mobil, sampai saya membuatkan tempat khusus."

Cara terbaik untuk mengatasi kecanduan narkoba adalah melalui rehabilitasi. Tetapi rehabilitasi seperti apa? Menurut Sri, tidak semua cara rehabilitasi bagus bagi pecandu narkoba. 

Ada rehabilitasi dengan cara menyuntikan obat-obatan tertentu kepada pecandu, itu akan menimbulkan dampak yang kurang baik. Pecandu akan menjadi bipolar, memiliki kepribadian ganda. Karena obat-obatan itu akan menyerang simpul saraf di otaknya.

Obat-obatan detox menurut Sri, akan merusak otak secara permanen, karena zat yang digunakan bekerja di otak. Anak sudah stabil, tapi jadi pelupa. Penyembuhan terbaik pecandu narkoba menurutnya adalah dengan pemulihan fisik, mental, emosional dan spritual.

Polisi gencar menangkapi pemakai narkoba, memasukan mereka ke penjara. Akibatnya yang terjadi bukan mengurangi jumlah pemakai narkoba, tetapi makin memperparah keadaan. Banyak napi narkoba yang berkenalan dengan jenis-jenis narkoba yang lebih berat di penjara.

"Anak yang ditangkap karena mengisap ganja, ke luar dari penjara malah jadi pecandu sabu-sabu, karena di penjara tidak sulit mendapatkan narkoba. Banyak bandar narkoba yang mengendalikan bisnisnya dari dalam penjara," kata Sri.

Pemberantasan narkoba sering disalahgunakan oleh oknum aparat untuk mencari uang. Aparat memeras pemakai narkoba dan memasukkan mereka ke penjara bila tidak bisa diajak damai. Akibatnya semakin sulit upaya pemberantasan narkoba di Indonesia, karena dengan memasukan pengguna narkoba ke penjara, bukannya pengguna sembuh, melainkan semakin akut.
Penjara adalah tempat pengguna narkoba belajar.

Untuk memulihkan pecandu narkoba, yang pertama-tama seluruh orang yang berada satu rumah dengan sang pecandu, harus dipulihkan dulu. Mereka harus punya pemahaman yang sama tentang bahaya narkoba dan upaya pencegahan maupun pentingnya rehabilitasi.

Untuk menyelamatkan anaknya, Sri memutuskan untuk berhenti bekerja, dan menangani anaknya secara langsung. Sri memiliki metode sendiri untuk melakukan rehabilitasi. Tidak dengan obat-obatan, tetapi dengan menyentuh simpul kognitif pecandu.

"Saya merehabilitasi pola pikir mereka, obsesi mereka. Dari obsesi akan narkoba, sampai terobsesi untuk berhenti. Banyak pecandu narkoba yang ingin berhenti, tetapi tidak mampu melepaskan obsesi tentang narkoba," papar Sri.

Sri Hayuni lalu bergabung di Yayasan Harapan Permatan Hati dan mendirikan  panti rehabilitasi bersama pengurus lainnya. Dari tempat rehabilitasinya di Ciawi, Bogor, pati rehabilitas ini menyembuhkan pecandu narkoba dengan metode yang dijalankan sendiri. Tidak menggunakan obat-obatan karena dia tahu itu akan menimbulkan dampak yang buruk juga. Saat ini ada 11 anak kecanduan narkoba yang menjalani rehabilitasi di tempatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun