Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Pemerhati literasi | peneliti bahasa | penulis buku bahasa Inggris

Menulis untuk berbagi ilmu | Pengajar TOEFL dan IELTS | Penulis materi belajar bahasa Inggris| Menguasai kurikulum Cambridge Interchange dan Cambridge Think | Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

11,9 Trilyun untuk Membeli 12 Pesawat Tempur, Etiskah?

8 Januari 2024   13:33 Diperbarui: 8 Januari 2024   14:20 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mirage-2005. Gambar: liputan6.com

Jadi, 11.9 trilyun itu cukup untuk menyekolahkan 11 orang selama dua tahun di Amerika. Selain kuliah, mereka bisa menguasai banyak hal lain dalam dunia aerospace. 

Ketika kembali ke Indonesia, ilmu mereka langsung diaplikasikan untuk membangun pesawat tempur sendiri. Jelas ini butuh investasi besar, tapi dampaknya juga besar. 10-20 tahun kedepan, Indonesia tidak lagi bergantung ke negara lain. 

Ambil contoh seperti Turki yang kini bangkit memproduksi drone buatan dalam negeri, mobil tank, dan beberapa senjata yang diakui asing. 

"With its success in producing high-quality weapons systems for its own military, Turkey has advanced to exporting weapons systems to other countries." [cited]

Turki berhasil mengangkat derajat negaranya ke level tertinggi. Senjata berkualitas buatan mereka sudah diekspor ke negara lain. Mereka sadar akan kebutuhan masa depan dan belajar dari masa lalu.

Indonesia belum terlambat untuk menuju kesana. Anak bangsa ini cerdas dan diakui dunia. Banyak expert Indonesia yang menetap di luar negeri, posisinya bukan kaleng-kaleng. Mereka jauh dihargai disana karena kecerdasan.

11.9 trilyun untuk investasi memperdalam dunia pesawat tempur jelas lebih bermakna. Visi kedepan jangan lagi sebagai negara konsumer, tapi rubah menjadi produsen. 

Turki saja mampu melakukannya, kenapa Indonesia tidak. Pertanyaannya, mau selalu diatur asing atau memilih untuk mengatur asing?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun