Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Siapa Penjajah Sebenarnya dalam Keluarga?

5 Mei 2023   10:34 Diperbarui: 5 Mei 2023   11:05 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai orang tua yang bijak, saya rasa kita semua mengetahui jawabannya. Raji dan Lena pada contoh diatas adalah ilustrasi kebanyakan keluarga saat ini.

Anak-anak sudah kehilangan jati diri dan mudah menjadi pribadi yang egois sejak kecil. Otak mereka dijajah oleh smartphone, sehingga kemampuan fokus dan konsentrasi jauh lebih sedikt dibandingkan anak-anak jaman dulu.

Dari sisi emosional, anak-anak generasi sekarang kurang bisa mengontrol emosi. Manajemen emosi mereka terganggu akibat keseringan mengakses smartphone. Hal ini berefek lebih besar ketika dewasa nanti.

Lebih buruknya lagi, pola pikir tentang waktu tidak dipahami dengan baik.  Kenapa ini bisa terjadi? jawabannya simpel, karena hormon yang terpancing ketika memegang smartphone bukan secara sewajarnya.

Akhirnya, para remaja sulit untuk berinteraksi satu sama lain tanpa smartphone. Sejenak saja tangan mereka tidak memegang smartphone, seakan ada sesuatu yang kurang. 

Etika kesopanan tidak lagi dikedepankan. Ketika bertamu, anak-anak sibuk memegang smartphone dan terkesan cuek. Begitulah kondisi saat ini. Interaksi sosial semakin memburuk, sifat individualis lebih dikedepankan.


Anak terkesan pintar ketika mengakses smartphone, namun sebenarnya sistem kerja otak mereka terganggu. Ibaratnya, ada banyak data yang seharusnya tidak disimpan otak namun tersimpan otomatis bersebab tontotan.

Waktu yang seharusnya berharga, kini lenyap dalam sekejap karena kelalaian mengakses smartphone. Anak-annak sudah tidak lagi mengenal siapa yang menjajah mereka setiap harinya. 

Jauh lebih buruk lagi, orang tua dengan mudah menfasilitasi penjajah masuk dalam hidup anak.  Siapa yang kemudian bakal dirugikan?

Sejujurnya, rasa sayang orang tua seringkali dipahami dengan cara yang tidak bijak. Konsekuensi akses smartphone pada anak-anak di bawah umur akan muncul ketika anak dewasa.

Sekarang saja, kita sudah bisa melihat hilangnya nilai-nilai kesopanan dalam kehidupan anak. Ada anak yang dengan mudah menyuruh dan mengatur orang tua. Orang tua semakin ditekan anak, perlahan namun pasti anak juga akan menjadi penjajah kecil berwujud mungil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun