Wajar saja, istilah Kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah menjadi jargon yang dianggap lumrah terjadi di pemerintahan. Kebiasaan buruk yang terus diulang lama kelamaan menjadi hal yang dianggap biasa saja.Â
Pada beberapa kantor, jika beruntung, peran leader bisa saja hadir dalam wujud pejabat yang memahami produktivitas kerja. Hal ini bisa dilihat dari kepribadian pejabat yang memang pantas secara keilmuan dan kemampuan.
Akan tetapi, posisi strategis jarang dipangku oleh mereka yang kemampuan leadership layak dan handal. Tentu saja, ada kemauan yang harus dituruti jika seorang penjabat menduduki 'kursi panas' pada posisi strategis.
Selain karena ada hukum berterima kasih kepada yang memberikan posisi, pejabat 'bangku panas' juga memiliki beban mental untuk bisa menfasilitasi kebijakan yang kerap menguntungkan mereka yang dipentingkan.
Jadinya, kehadiran pemimpin yang adil dan memiliki kemampuan memimpin pada bidangnya layaknya buah simalakama. Di satu sisi mereka yang terpilih harus melayani sesuai dengan yang diperintahkan, di sisi lain, mereka harus berani melawan kebijakan yang tidak wajar.
Idealnya, seorang pemimpin tidak harus tunduk pada bawahan, melainkan mampu menciptakan atmosfer positif di lingkungan kerja. Memandu dengan baik dan memberi tauladan pada bawahan.