Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kunci Sukses Mendidik Anak dengan Menghargai Proses

15 Agustus 2019   21:10 Diperbarui: 15 Agustus 2019   21:17 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Membesarkan anak di era milenial memiliki tantangan tersendiri. Terlebih dengan kemajuan teknologi yang tak terbatasi, ilmu mendidik anak harus terus dipelajari. 

Pola asuh anak atau yang lumrah dikenal dengan parenting style sangat berpengaruh terhadap kesuksesan anak dimasa depan. Orangtua sangat perlu mengetahui bagaimana tehnik mengasuh anak dengan benar di jaman yang serba canggih. 

Jika dulu pola asuh condong sama diterapkan dari generasi ke generasi, di zaman sekarang perlu rasanya untuk dimodifikasi mengikuti pesatnya arus informasi. 

Kalau dahulu seorang anak umumnya mendapatkan ilmu dari rumah dan lingkungan, di era sekarang ini akses informasi bisa dimulai dari ujung telunjuk jari karena hadirnya smartphone. 

Pola asuh yang tepat bisa membantu orangtua mendidik anak dengan benar. Pendekatan neurology memiliki efek mendalam dalam pendekatan pengasuhan. 

Jika umumnya orangtua membesarkan anak dengan mengikuti kebiasaan orang banyak, pendekatan neurology membantu orangtua untuk mengerti bagaimana pola kerja otak sehingga pola asuh bisa disesuaikan dengan target yang diharapkan. 

Sebagai contoh, tidak sedikit orangtua yang menyalahkan anak saat anak tidak fokus belajar atau saat mereka mendapatkan nilai yang tidak bagus disekolah. Secara ilmu neurology proses belajar mesti disesuaikan dengan kesiapan otak menyerap informasi. 

Orangtua terkadang tidak mau tahu yang penting anaknya bisa mendapat nilai bagus, sementara si anak tidak memiliki pilihan selain menaati permintaan orangtua. Akhirnya saat anak tak fokus belajar orangtua akan menganggap anaknya malas. Padahal pendekatan pola asuh orangtua yang sebenarnya bermasalah. 

Proses belajar erat kaitannya dengan kesiapan otak untuk menyimpan informasi. Jika prosesnya terjadi dengan rasa senang maka otak secara otomatis akan bekerja maksimal menyerap informasi. Otak bekerja dengan bantuan hormon tertentu yang memiliki peran masing-masing. 

Misalnya, hormon endorphin dihasilkan saat seseorang merasa senang. Jika hormon ini keluar maka kemampuan otak menyimpan informasi akan lebih maksimal. Salah satu cara memancing hormon endorphin yaitu dengan menghargai proses belajar anak secara bertahap dan memberi dukungan berupa pujian saat anak sudah mampu belajar. 

Kesalahan yang terjadi dikalangan orangtua adalah memberi hadiah kepada anak saat anak mendapat peringkat kelas. Pola asuh yang benar adalah menghargai PROSES  bukan HASIL. Jika anak diberikan hadiah saat berhasil maka itu hanya akan membentuk kepribadian yang fokus pada pemberian atau hadiah. Anak yang dibesarkan dengan pola seperti ini akan mudah menyerah saat mendapati nilai yang jelek. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun