Saya kok jadi ingat 35 tahunan yang lalu. Saat itu upaya menenamkan nilai-nilai Pancasila sedang digencarkan. Memang ditengarai ada usaha-usaha untuk mengeliminir kesaktian Pancasika.
Waktu itu saya yang baru menjadi mahasiswa baru. Wajib mengikuti penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Memakai pola 100 jam setara dengan 2 angka kredit.
Nah buku yang menjadi ilustrasi tulisan ini adalah salah satu buku saku yang harus kami pahami dan hayati. Gak terasa juga. Buku itu sudah lebih dari 35 tahun nyelip di rak perpustakaan pribadi saya.
Bagi para mahasiswa tahun 85an. Masih ingatkan 36 butir-butir penghayatan dan pengamalan Pancasila. Perinciannya sila pertama 4 butir, sila kedua 8 butir, sila ketiga 5 butir, sila keempat 7 butir dan sila kelima 12 butir.
Dimulai dari butir pertama percaya dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Sampai butir terakhir bersama-sama mewujudkan kemajuan bersama yang berkeadilan sosial.
Pemanfaatan Kemajuan IT
Masih relevankah P4 diajarkan kepada generasi muda saat ini? Tentu saja masih relevan. Hanya saja polanya yang harus diubah.
Generasi saat ini tidak mau mengikuti model penataran yang penuh dengan pidato-pidato berapi-api dan meninabobokkan. Jadi harus dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.
Tidak ada salahnya menggunakan sosial media atau dengan media film misalnya. Sudah saatnya sosmed menjadi tintunan. Bukan sekedar tontonan.
Jkt, 010621