Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membumikan Pancasila dengan Tindakan Bukan Sekadar Kata-kata

1 Juni 2021   22:31 Diperbarui: 1 Juni 2021   22:32 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku saku Penataran P4 (DokPri)

Bagi generasi yang kuliah tahun 85-an pasti kenal buku merah di atas. Judulnya Menegakkan Wawaan Almamater. Tulisan Nugroho Notosusanto.

Topik pilihan yang disodorkan mimin kali ini tentu ada relevansinya dengan peringatan hari lahir Pancasila. Apakah Pancasila sudah terlupakan?

Terlepas dari perdebatan kapan tepatnya Pancasila dilahirkan. Tanggal 1 Juni atau tanggal 18 Agustus 1945? Akan tetapi Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup babgsa sudah tak terbantahkan.

Memang ada sinyalemen terjadi penurunan dalam penghayatan dan pengamalan Pancasila. Terdapat banyak perilaku masyarakat yang tidak lagi mencerminkan sila-sila Pancasila.

Membumikan Pancasila

Presiden Jokowi sebagai pemimpin upacara (Tangkap layar-DokPri)
Presiden Jokowi sebagai pemimpin upacara (Tangkap layar-DokPri)

Tepat sekali ajakan presiden Jokowi. Dalam pidato singkat pada acara peringatan hari lahir Pancasila secara daring. Presiden Jokowi mengajak setiap elemen masyarakat untuk membumikan Pnacasila.

Presiden Jokowi mengingatkan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh terhadap eksistensi Pancasila.

Transnasionalis radikal yang berusaha merusak sendi-sendi dasar suatu negara saat ini tengah mendaoatkan momentumnya. Dengan bantuan kemajuan teknologi 4G. Pengaruh transnasional radikal bisa menyusup melintasi batas-batas negara dan lintas generasi.

Untuk menangkalnya tidak ada kata lain selain mengamalkan Pancasila dengan tindakan nyata. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bukan sekedar dengan kata-kata.

Saya kok jadi ingat 35 tahunan yang lalu. Saat itu upaya menenamkan nilai-nilai Pancasila sedang digencarkan. Memang ditengarai ada usaha-usaha untuk mengeliminir kesaktian Pancasika.

Waktu itu saya yang baru menjadi mahasiswa baru. Wajib mengikuti penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Memakai pola 100 jam setara dengan 2 angka kredit.

Nah buku yang menjadi ilustrasi tulisan ini adalah salah satu buku saku yang harus kami pahami dan hayati. Gak terasa juga. Buku itu sudah lebih dari 35 tahun nyelip di rak perpustakaan pribadi saya.

Bagi para mahasiswa tahun 85an. Masih ingatkan 36 butir-butir penghayatan dan pengamalan Pancasila. Perinciannya sila pertama 4 butir, sila kedua 8 butir, sila ketiga 5 butir, sila keempat 7 butir dan sila kelima 12 butir.

Dimulai dari butir pertama percaya dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Sampai butir terakhir bersama-sama mewujudkan kemajuan bersama yang berkeadilan sosial.

Pemanfaatan Kemajuan IT

Masih relevankah P4 diajarkan kepada generasi muda saat ini? Tentu saja masih relevan. Hanya saja polanya yang harus diubah.

Generasi saat ini tidak mau mengikuti model penataran yang penuh dengan pidato-pidato berapi-api dan meninabobokkan. Jadi harus dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.

Tidak ada salahnya menggunakan sosial media atau dengan media film misalnya. Sudah saatnya sosmed menjadi tintunan. Bukan sekedar tontonan.

Jkt, 010621

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun