Mohon tunggu...
Masnunatul Masyiroh
Masnunatul Masyiroh Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

PIAUD '17 UIN Maulana Malik Ibrahim. Email: masyirohmasnunatul@gmail.com / twitter: @MasnunatulM

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sikap Orangtua terhadap Anak Pecandu Media Digital

22 September 2019   19:37 Diperbarui: 18 November 2019   17:13 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak Pecandu Gadget

Apa yang dilakukan anak dalam rangka menghilangkan kebosanan salah satunya yakni dengan memanfatkan media digital yang ada, seperti televisi (TV), game berupa CD maupun game yang ada pada play station, dan yang lebih maraknya lagi anak sudah mampu menggunakan aplikasi YouTube dan WhatsApp pada gadget nya sendiri maupun meminjam gadget orang tuanya. 

Dalam masa pertumbuhan anak yang masih pada masa belajar, hendaknya orang tua tidak memberikan smartphone pada anak, bahkan para tokoh-tokoh penting dalam bidang teknologi digital, seperti Bill Gates dan istrinya, Melinda, Stave Jobs, serta Hewlett Packard tidak memberikan gawai (gadget) kepada anaknya saat dibawah usia 14 tahun. Mereka semua setuju bahwa semakin lama tidak memberikan ponsel kepada anak, maka semakin baik karena dapat menjadi pengganggu yang adiktif atau menjadi candu bagi anak. Selain itu, memberikan smartphone kepada anakjuga bisa mengekspos mereka pada isu-isu, seperti internet bullying, predator anak, bahkan sexting (berkomunikasi secara seksual melalui aplikasi chatting). Maka dari itu, tidak ada permasalahan berarti bagi anak jika dia tumbuh besar tanpa perangkat telepon seluler.

Lalu bagaimana mengatasi anak yang sudah terlanjur bergantung pada gawai?

Berikut adalah sikap orang tua yang dapat dilakukan dalam penggunaan media digital pada anak:

1. Dampingi anak saat menonton TV

Bukan masalah mengenai seberapa lama anak boleh menonton TV, tetapi progam apa yang ia tonton. Menonton infotaiment atau sinetron meski hanya dua puluh menit, memiliki dampak buruk yang luar biasa besar. Menonton TV boleh, asalkan orang tua mampu mendampingi dan menjadikan tontonan tersebut sebagai bahan edukasi untuk anak.

Karena ingat, perilaku anak umunya dipengaruhi oleh empat hal:

  • Perilaku berbentuk berdasarkan siapa yang lebih dulu mengajarinya, kita sebagai orang  tua atau TV?
  • Perilaku anak berbentuk berdasarkan siapa yang lebih dipercayainya, apakah anak masih menaruh kepercayaan pada kata-kata kita atau malah percaya pada progam-progam TV?
  • Perilaku anak berbentuk oleh siapa yang penyampaiannya dianggap lebih menyenangkan, kita yang terkadang dianggap terlalu menasihatinya dengan cara menggurui a  u progam-progam TV yang dianggapnya lebih menyenangkan?
  • Perilaku anak terbentuk oleh siapa yang lebih sering menemaninya, apakah kita lebih sering menemaninya atau progam-progam TV yang setia menemani anak?

2. Belilah game dalam bentuk CD di toko buku

Setelah orang tua membeli game berupa CD, orang tua bisa meminta penjelasan lebih dahulu kepada konsultan pendidikan anak. Dan perlu diingat, ketika sudah menghadirkan CD-CD game  tersebut, orang tua harus melihatnya terlebih dahulu sebelum memberikannya kepada anak.

3. Tidak perlu kenalkan game jika anak tidak terlihat jenuh

Sebab, bermain game merupakan sebuah kompensasi pada anak saat ia jenuh. Anak yang sudah mengenal game juga memiliki kecenderungan membandingkan orang tuanya dengan game. Jika  orang tuanya menjemukan dan tidak bisa akrab dengan anak, dikhawatirkan anak akan mencari pelarian dengan bermain game secara terus-menerus.

4. Mengontrol berapa lama anak bermain game

Berikan durasi kepada anak saat bermain game agar tidak berpengaruh pada kesehatan mental dan fisiknya. Untuk menjaga kesehatan fisik, menurut Pakar Pediatrik dari USA, sebaiknya tidak membiasakan anak menonton layar monitor (baik menonton TV atau bermain game) lebih dari satu jam sembilan menit setiap hari karena organ visual anak masih lentur dan sistem biopsinya hanya tahan selama itu. Jika lebih dari itu, dikhawatirkan akan mengganggu sistem penglihatannya. Sedangkan untuk menjaga kesehatan mentalnya, orang tua harus benar-benar menjaga progam yang akan dimainkan, semakin banyak progam jelek yang anak akan tonton, makin banyak pula keburukan yang akan diserapnya.

"Semakin lama Anda menahan diri untuk tidak memberikan ponsel kepada anak, akan semakin baik." (Jesse Weinberger, Pakar Internet Safety)

Semoga bermanfaat dan dapat kita terapkan perlahan-lahan kepada anak kita..

Selamat mencoba..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun