Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Mengapa Kita Harus Berpakaian?

11 Juni 2020   22:25 Diperbarui: 11 Juni 2020   22:17 4521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pakaian, pada dasarnya diciptakan untuk melindungi diri dari sengatan panas dan dinginnya udara. Selain juga untuk menutupi aurat yang tak pantas dipertontonkan dimuka umum.

Pada perkembangan berikutnya, selain sebagai penutup tubuh, juga sebagai alat estetika bagi seorang untuk tampil lebih trendy dan glamour mengikuti trend yang sedang ada.

Pada awalnya manusia terinspirasi dari makhluk sekitarnya yang telah lahir mendapatkan kulit sekaligus sebagai pakaian mereka.

Ilustrasi : detikNews
Ilustrasi : detikNews

Bahkan di peradaban yang lampau kulit kayu digunakan sebagai penutup seperti  keberadaan koteka untuk penutup alat vital di tanah Papua bagi laki-laki dan Rok Rumbai bagi para perempuan.

Manusia-manusia awal yang menghuni permukaan bumi ini menggunakan kulit binatang apa adanya. Mereka menguliti berbagai binatang seperti kambing, harimau, beruang , serigala, dan sebagainya, dan menggunakannya sebagai pakaian mereka.

Pada perkembangan berikutnya terlahir pakaian dari berbagai bahan kain dari kapas yang dijadikan benang, lalu ditenun menjadi lembaran-lembaran kain yang siap dibentuk menjadi berbagai pakaian. Hingga sampai peradaban modern, kain tenun masih dibuat dan diperdagangkan dengan harga yang cukup fantastis.

Hari ini pakaian tak hanya sekedar sebagai penutup aurat atau pelindung dingin. Akan tetapi sudah merupakan kebutuhan pokok, menjadi komoditas, dan dibuat dengan jumlah besar.

Berbagai perusahaan garmen berdiri untuk memenuhi kebutuhan pakaian manusia. Mulai dari celana, baju, rok, pakaian dalam, pakaian olah raga, seragam pekerja, seragam TNI Polri, bahkan pakaian bayi.

Dari bisnis pakaian untuk kebutuhan manusia selain lahir mesin jahit dan para penjahit juga melahirkan perancang mode.

Bahan untuk pakaian juga bergerak secara dinamis. Kita mengenal berbagai jenis bahan pakaian. Mulai dari katun, woll, polimer, dakron, dan sebagainya.

Setiap negara selalu punya ciri khas mengenai adat dan tradisi berpakaian yang menyesuaikan situasi dan kondisi tertentu, di mana pakaian tradisional ini terkadang hanya muncul pada saat-saat tertentu, misalnya untuk upacara adat.

Dan di kehidupan kita yang kekinian, hari ini orang-orang lebih memilih pakaian yang fashionable. Ringkas, dan mudah dikenakan.
Misalnya untuk acara santai di rumah mengenakan kaos dan celana pendek. Dan saat keluar mengenakan celana jeans dan kemeja.

Terkadang untuk berpakaian orang-orang juga memperhatikan warna, sesuai kesukaan masing-masing. Untuk perempuan dengan warna-warna cerah, dan laki-laki cenderung mengenakan pakaian berwarna polos.

Saya pribadi tidak terlalu banyak memiliki koleksi pakaian. Bahkan saya masih menyimpan pakaian yang usianya sudah hampir 20 tahun dan terkadang masih saya kenakan. Selera jadul ya ?..wkwk

Kalau bepergian saya lebih suka mengenakan kaos katun yang tidak membuat gerah. Dan melapisinya dengan jaket. Sedangkan untuk acara resmi atau kondangan, saya lebih sering mengenakan baju batik atau baju putih.

Pakaian memang bukan barang investasi berdaya guna.  Sebab yang namanya pakaian, semahal apapun saat masih baru, akhirnya akan teronggok menjadi kain usang yang tak berguna. Kecuali pakaian yang ada di tempat rias pengantin sebagai pelengkap resepsi pernikahan yang disewakan untuk acara pernikahan.

Yang jelas sebagai manusia normal kita tetap harus berpakaian. Sebab mengenakan yang sopan berarti menghormati diri sendiri.
Pakaian yang baik akan memberikan kesan yang baik. Dan pakaian yang buruk akan memberikan kesan yang buruk.

Ada berapa almari koleksi pakaian anda ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun