Bu Atik, pedagang tahu di belakang pasar Peterongan ini menatap curiga pada setiap kendaraan yang datang. Kejadian di pagi beberapa hari yang lalu menyisakan duka yang mendalam bagi para pedagang yang menjejalkan dagangannya di belakang pasar.
Belakang pasar merupakan jalan raya Peterongan Tengah. Keberadaan para pedagang yang makin banyak membuat jalan ini nyaris tak bisa dilalui oleh kendaraan apapun, kecuali kendaraan roda dua dan harus berhati-hati karena dikawatirkan menyenggol dagangan.
Bu Atik betkisah, bahwa 2 kali lokasi ini didatangi oleh rombongan satpol PP kota Kota Semarang.Â
Yang pertama  semua pedagang yang mendirikan bangunan di trotoar sepanjang jalan dekat metro habis dibongkar.
Dan dan yang kedua di sepanjang belakang pasar sampai ke tengah.
Sambil terus melayani pelanggan Bu Atik bercerita, bahwa pagi itu terdengar suara peluit panjang seperti tabuhan genderang perang. Lalu puluhan anggota satpol PP Â serentak maju, membawa alat seperti linggis, palu, dan semacamnya, satu eksavator diturunkan untuk membongkar paksa. Ratusan lapak dibongkar dan dinaikkan ke atas truck yang dipersiapkan.Â
Meja, kursi, payung milik para pedagang semua dilempar ke atas truck, yang tak bisa dinaikkan secara langsung dirusak dulu baru dilempar ke truck.
"Meja milik pedagang ayam penyet juga dinaikkan ke atas truck, padahal ia berjualan malam hari, dan meja kursi serta gerobak dagangan ditata rapi di pojok", kata Bu Atik.
Beberapa pedagang sayur tak luput dari sasaran razia. Teriakan para pedagang tak digubris, satpol PP terus bergerak, Â membersihkan semua yang menghalangi jalan.
Kabarnya lantai dua pasar Peterongan sudah dipersiapkan untuk menampung para pedagang.
"Tapi tempatnya terbatas mas", lanjut Bu Atik
"Lagian tempatnya juga sempit, hanya 1,5m2", tambahnya.