Mohon tunggu...
Chrisma Juita Nainggolan
Chrisma Juita Nainggolan Mohon Tunggu... Guru - Emak berliterasi

Lahir di Simalungun 24-12-1968 S1 Jurusan Administrasi Perkantoran IKIP Negeri Medan 1991

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jelang Asesmen Nasional Berbasis Komputer

28 Agustus 2021   23:01 Diperbarui: 28 Agustus 2021   23:07 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pagi ini Mas Menteri Nadiem Makarim berbicara disalah satu TV swasta dengan tajuk Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Dipandu oleh pembawa acara yang sangat handal untuk mengulik informasi tentang AKM langsung dari Mendikbud, wawancara berlangsung dinamis. 

Wawancara ini menjawab berbagai pertanyaan tentang Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) pada bulan September yang akan datang. Salah satu poin yang paling menarik buat saya adalah bahwa siswa peserta AKM tidak perlu diberi bimbingan khusus seperti bimbingan belajar (bimbel). 

Lantas, apakah cukup bekal yang didapat siswa selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), yang menurut salah seorang pakar pendidikan hanya berhasil di angka 20%?.

Kita tidak menutup mata dengan kondisi riil siswa selama PJJ, bahkan juga kondisi guru. Berbagai webinar digelar, mulai dari strategi pembelajaran daring; blended kurikulum; hybrid class; pembelajaran campuran , dan seterusnya. Namun, sejauh mana program-program tersebut mampu diimplementasikan? 

Beberapa kali saya coba untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan (Diklat) pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimasa pandemi, akhirnya saya mundur. Sebuah PTK secara standar tuntas dalam 3-5 siklus, maka dapat dibayangkan akan menjalani berapa siklus dimasa PJJ.

Berbagai kendala yang dihadapi guru selama PJJ merupakan topik yang sangat menarik untuk dijadikan sebagai "masalah", sehingga sangat-sangat layak diangkat menjadi PTK. Sejatinya PTK bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan profesional guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. 

Salah satu manfaat PTK adalah guru memperoleh kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya sendiri. Lantas, ketimpangannya dimana, hingga akhirnya saya undur diri dari "rimba persilatan" PTK dimasa pandemi?

Pada sesi tanya jawab dalam kegiatan webinar bulan Mei yang diadakan oleh salah satu komunitas pendidikan, saya menyampaikan pertanyaan. 

Narasumbernya yang benar-benar menguasai materi tentang PTK, menjawab dengan lugas, bahkan mendukung metode yang akan saya lakukan untuk pembuatan PTK. 

Saat itu semangat saya menggebu-gebu. Kegiatan PJJ atau lebih dikenal dengan sebutan dalam jaringan(daring) selalu saya dokumentasikan, baik penyampaian materi, pemberian tugas, dan respon siswa di wa grup maupun di google classroom.

Salah satu masalah yang saya gadang-gadang akan menjadi kata kunci PTK adalah "Menurunnya motivasi belajar siswa dengan metode PJJ". Setelah saya coba mengumpulkan data, tibalah saya pada sebuah kesimpulan, bahwa PTK pandemi jauh panggang dari api. Saya berdiskusi dengan beberapa orang rekan sejawat. Kesimpulannya tidak berubah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun