Mohon tunggu...
Chuck Wisnoe
Chuck Wisnoe Mohon Tunggu... Wiraswasta - The cool.....

What is done in a hurry is seldom done well

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Tahu Campur dengan Ciri Khas Kain Warna Merah Putih

15 Februari 2021   01:28 Diperbarui: 15 Februari 2021   02:00 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tahu Campur Tempo Doloe ( Celsy Sabila )

Tahu campur adalah kuliner asli dari Lamongan yang bermigrasi ke Surabaya dan Sidoarjo. Kenapa saya mengatakan begitu karena hanya di dua kota inilah banyak bertebaran penjual tahu campur, tetapi penjual terbanyak ada di kota Surabaya. 

Tahu campur , menurut saya enaknya dimakan pada malam hari. Saat malam hari udara lagi dingin, menikmati  seporsi tahu campur , waduh mantap banget. Pakai sambal yang pedas jadi  menambah selera makan.

Sekitar tahun 80 an , saya masih bisa menjumpai penjual tahu campur keliling yang menggunakan pikulan dengan ciri khas ada kain warna merah dan putih di sisi sebelah kiri.

Sayang , saat ini pikulan asli tahu campur sudah ditinggalkan, diganti dengan gerobak dorong, tetapi kain merah putihnya masih tetap ada. Identitas yang selalu dipakai oleh para penjual tahu campur sampai saat ini.

Komposisi tahu campur adalah perkedel dari ubi, daun selada, sedikit mie kuning, kecambah , tahu goreng yang dipotong - potong,  kuah dengan daging sapinya , taburan bawang merah goreng, terus di atasnya diberi krupuk udang kecil - kecil, siap di makan deh.

Pernah sekali tempo saya tanyakan kepada penjual tahu campur yang waktu itu masih memakai pikulan aslinya. Menurut cerita bahwa pemasangan kain warna merah dan putih itu ada kaitannya dengan masa perjuangan fisik saat melawan belanda di kota Surabaya tempo dulu. 

Jadi itu kain merah dan putih dipakai sebagai simbol perjuangan melawan kolonialisme belanda. Karena banyak pejuang kemerdekaan di Surabaya yang menyamar sebagai penjual tahu campur untuk memata - matai kegiatan tentara belanda. Salah satu  tokoh pejuang kemerdekaan dalam perang 10 November di Surabaya, yaitu Bapak Matosin yang pernah menyamar sebagai penjual tahu campur.

Setelah Indonesia merdeka, kuliner tahu campur masih tetap ada hingga sekarang. Siapa yang pernah ke Surabaya, pasti pernah makan tahu campur. Kalau di Surabaya dulu,  penjual tahu campur yang terkenal ada di Jl. Kayoon. Entah masih ada atau sudah bubar yang di Jl. Kayoon ini, saya juga tidak tahu.

Tetapi jangan kuatir, Anda masih bisa menjumpai  beberapa penjual tahu campur   terkenal lainnya  di Surabaya, tinggal browsing aja sudah muncul semua data penjual tahu campur. Tinggal pilih mana yang lebh dekat dengan posisi Anda. 

Selamat menikmati pedasnya tahu campur Surabaya. Lain waktu kita berjumpa lagi di lain kesempatan. Aloha

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun