Mohon tunggu...
Mas Indra Putra Alamsyah
Mas Indra Putra Alamsyah Mohon Tunggu... Penulis - +62

Tata Kelola Pemilu dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Urgensi Keamanan Data Penduduk

27 September 2021   22:50 Diperbarui: 27 September 2021   23:09 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: data privacy-aptika.kominfo.go.id

Sementara itu, Ali Fazeli Direktur keamanan dan konsultan perusahaan keamanan siber Infinity Risk Control dalam ulasannya mengatakan bahwa kebocoran data Sing Health bukan hanya terkait tentang masalah keamanan siber namun lebih jauh itu ia mengatakan bahwa hal tersebut juga menyangkut tentang kerahasiaan manifest jenis penyakit dan obat-obatan yang sering digunakan oleh warga negara Singapura, dan tentu menjadi “sesuatu” bagi perusahaan farmasi.

Perlu diketahui, bahwa Singapura merupakan negara yang mencatatkan dirinya sebagai negara ke-dua teraman se-Asia Pasifik dalam masalah siber setelah Korea Selatan. 

Singapura juga merupakan negara yang mempunyai akselerasi internet paling jempol dibandingkan dengan negara-negara di seluruh dunia yang mencapai 247,54 Mbps lain halnya dengan Indonesia yang hanya mencapai 23,77 Mbps (rilis Speedtest per Januari 2021).

Dalam analisis penulis, serangan atau bobol-membobol data dalam jagat mayantara bukanlah hal yang baru atau istimewa karena jika menggunakan kajian intelijen, hal tersebut dapat dikatakan lumrah terjadi bahkan “harus terjadi” kenapa? karena begitulah “habitnya” tak terkecuali pada negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat ataupun China.

Pada Tahun 2015, Amerika Serikat pernah mengalami case kebocoran data kesehatan pribadi warganya yang mencapai 79 juta. Para hacker berhasil meretas data perusahaan kesehatan terbesar Paman Sam Athem Inc dengan menggunakan teknik spam/bad email.

Lain halnya dengan Negeri Tirai Bambu, pada Tahun 2020 lalu mengalami serangkaian serangan siber yang menurut Fire Eye perusahaan konsultan siber Amerika, serangan tersebut dilakukan oleh para hacker Vietnam yang diduga disponsori oleh negaranya yang berusaha mencuri akun email pribadi para staf di Kementerian Manajemen Darurat China dan Pemerintah Wuhan dimana saat itu mulai Corona Booming.

So..curi-mencuri data merupakan “lagu lama” dalam industri spionase, dari zaman Klaus Fuchs (KGB) hingga Edward Snowden (NSA/CIA), karena secara klasik dunia intelijen sangat berkaitan dengan fungsinya yakni pengumpulan informasi, analisis, kontra-intelijen dan tindakan tertutup (operasi khusus).

Pada tataran taktis, kegiatan intelijen terbagi atas kegiatan intelijen positif dan kegiatan intelijen agresif. Intelijen positif meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian informasi yang digunakan untuk memperkuat sistem informasi strategis dan peringatan dini. 

Sedangkan intelijen agresif meliputi kegiatan yang ditujukan untuk menghadapi berbagai kegiatan dan tindakan dari elemen-elemen asing yang berpotensi mengancam stabilitas keamanan nasional.

Di era Hybrid Warfare yang me-“remix” perang politik, perang konvensional dan perang asimetris serta perang cyber (Hoffman, Frank. 2007. Conflict in the 21st Century: The Rise of Hybrid Wars. Arlington, Virginia: Potomac Institute for Policy Studies) sangat jarang terdengar suatu negara menggunakan instrumen fisik militer berskalal besar dalam melakukan penetrasi ke negara lain. 

Metode tersebut telah mengalami pergeseran ke arah yang lebih senyap dan halus yakni menggunakan metode hogemoni politik, ekonomi dan informasi serta siber yang tujuannya untuk mempengaruhi massa sebanyak-banyaknya (Gerasimov, 2013).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun