Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengusiran Haddad Alwi dan Tudingan Syiah Yang Abadi

23 Desember 2019   19:47 Diperbarui: 22 Maret 2024   21:35 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Haddad Alwi dipaksa turun panggung saat berceramah di Sukabumi | Ilustrasi detikcom

Pelantun tembang reliji, Haddad Alwi mengalami tindakan tak mengenakkan saat hadir dalam acara haul ke-8 Habib Abdullah bin Zein Alatas di Sukabumi, Jawa Barat (Senin 16/12/2019). Dia diminta turun oleh sekelompok orang saat mengisi acara di atas panggung.

Pengacara pelantun "Ummi" itu, Muannas Al-Aidid mengatakan bahwa kliennya itu dipaksa turun karena dituduh sebagai pengikut syiah, sebuah mazhab minoritas di Indonesia*. Ia pun menuding bahwa pengusiran itu dilakukan oleh kelompok anti salawat yang selama ini berseberangan dengan kaum Islam tradisional, Nahdlatul Ulama.

Tudingan Syiah yang Tak Lekang oleh Zaman 

Pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Muhammad Rizieq Syihab (Habib Rizieq), pernah mengangkat tulisan singkat bertema syiah ini. Di dalamnya, ia membagi Syiah menjadi 3 golongan yakni ghulat, rafidhah dan mu'tadilah. 

Syiah ghulat adalah golongan ekstrim yang dalam praktek keagamaannya sampai dengan menuhankan khalifah ke-4 yang sekaligus menantu Rasulullah saw, Ali bin Abi Thalib. Penganut syiah ini disebutnya telah keluar dari Islam alias kafir.

Golongan ke dua, rafidhah, yang ditandai dengan perilakunya yang kerap merendahkan sahabat Nabi terutama Abu Bakar al-Shiddiq dan Umar ibn al-Khathab. Sementara kelompok ke tiga adalah syiah yang berpikir moderat. 

Ahlul Bait Indonesia (ABI) dalam tanggapan yang diunggahnya di website* menyebut klasifikasi oleh Habib Rizieq itu sebagai sebuah pemikiran ilmiah yang pantas dihargai sekaligus perlu dikaji lebih jauh. Selanjutnya mereka menjamin bahwa syiah ghulat yang disebut oleh Habib Rizieq tidaklah eksis di Indonesia. Dan ABI pun menghukumi mereka sebagai kafir karena perbuatannya itu.

ABI juga menyatakan bahwa mayoritas pengikut syiah di Indonesia adalah mu'tadilah yang menghargai seluruh figur yang dihormati dan dimuliakan umat Islam sunni di Indonesia. 

Habib Rizieq pun satu kali pernah mendapatkan tuduhan sebagai dedengkot syiah. Tuduhan itu bermula pada fotonya bersama beberapa tokoh saat berkunjung ke Iran pada Mei 2006. 

Selain tokoh FPI itu, Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj pun tak luput dari fitnah serupa. Tudingan itu pun diklarifikasi dalam sebuah forum/halaqah yang diadakan oleh Forum Kiai Muda (FKM) Jawa Timur pada Oktober 2009. Dalam forum itu pun, lulusan S3 Universitas Umm al-Qura Saudi Arabia itu pun diklarifikasi sebagai pengikut ahlussunnah wal jamaah atau sunni*. 

NU, Syiah minus Imamah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun