Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Rania, Sosok Transgender yang Hebohkan Malaysia

15 Juli 2019   16:48 Diperbarui: 31 Juli 2019   20:36 2203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Facebook Rania Medina

Salah satu entitas yang menerima Tasrif Award 2016 adalah Forum LGBTIQ (Lesbian Gay Bisexual Transgender Intersexual dan Queer). Dan ndilalah... salah satu tamu undangan dalam helatan AJI saat itu adalah Menag. Sebenarnya Menag tidak hadir sendiri karena saat itu datang pula Menkominfo Rudiantara dan Kadiv Humas Polri Insp. (Pol) Boy Rafli Amar.

Jadilah berita itu jadi bahan pelintiran untuk mendiskreditkan pemerintah khususnya Kementerian Agama.

Tanggapan Pihak Berwenang Malaysia atas Kontroversi Penunjukan Rania

Wakil Menteri Kesehatan Malaysia, Dr. Lee Boon Chye menyatakan bahwa penunjukan Rania sebagai anggota CCM sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Anggota CCM yang berjumlah 25 orang itu disebutnya mewakili berbagai kalangan diantaranya lembaga swadaya masyarakat (NGO), akademisi, lembaga kerajaan dan wakil komunitas yang menjadi sasaran operasi Global Fund sebagai penyandang dana.

Tanggapan Wamenkes Malaysia, Dr. Lee Boon Chye | Sumber Facebook Kementerian Kesihatan Malaysia
Tanggapan Wamenkes Malaysia, Dr. Lee Boon Chye | Sumber Facebook Kementerian Kesihatan Malaysia
Dan sebagai mantan ratu transwoman, Rania ditunjuk menjadi salah satu wakil dari komunitas LGBT yang masuk dalam jangkauan lembaga yang menyalurkan USD 4 milyar per-tahun untuk menanggulangi penyebaran HIV/AIDS itu. Hingga kini, Global Fund telah berkontribusi di lebih dari 100 negara.

Tanggapan pun muncul dari Perdana Menteri Malaysia, Dr. Mahathir Mohammad. Ditanya mengenai status transgender Rania, Mahathir mengaku tak tahu menahu mengenai hal itu karena belum pernah bertemu langsung dengannya. Demikian dilansir Star Online.

Dalam kuliah umum di hadapan mahasiswa di sebuah Universitas di Bangkok Thailand pada Oktober 2018 lalu, Mahathir mengatakan bahwa Malaysia tak akan mengadopsi kebijakan negara-negara Barat perihal hak-hak kaum LGBT.

Mahathir, pada Oktober 2018 di Bangkok Thailand, saat memberi kuliah umum di hadapan para mahasiswa di sebuah perguruan tinggi mengatakan bahwa Malaysia tak akan mengikuti dunia Barat dalam hal kebijakan hak menyangkut LGBT.

Pada masa pemerintahan sebelumnya yakni di tahun 2001, perdana menteri yang kini berusia 94 tahun itu, menyatakan akan mendeportasi setiap pejabat negara asing atau diplomat yang diketahui memiliki orientasi seksual menyimpang sebagai gay.

Mahathir pernah melayangkan peringatan kepada pemerintah Inggris kala itu dan mengancam akan memulangkan pejabat yang membawa rekan gay-nya saat berkunjung ke negeri itu sebagaimana dikutp BBC.

Sementara itu, menanggapi kontroversi itu Rania berkilah bahwa perwakilan dari kalangan transgender sudah dimulai sejak sebelum pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak. Sehingga adalah salah jika publik mengalamatkan masalah ini ke pemerintahan Mahathir semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun