Mohon tunggu...
Masida
Masida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hukum

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melepasmu adalah Keterpaksaan yang Nyaris Membuatku Membenci Takdirku Sendiri

23 Juli 2022   07:30 Diperbarui: 23 Juli 2022   07:30 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Teruntuk Kamu, yang memilih pergi, yang memilih berhenti berkomunikasi dan berhenti menemuiku, memilih untuk berhenti bercerita, berhenti berkeluh kesah kepadaku, memilih berhenti mendengarkan cerita-ceritaku. Itu pilihan yang tepat, Pergimu keputusan yang tepat.

Menetap denganku hanya akan membuatmu luka, Aku tak pandai memanusiakan mu, aku pun tak pandai menjaga rasamu, aku juga tak pandai membiasakan diri dengan caramu menjagaku, terlalu banyak salahku yang coba kamu benarkan, pun terlalu banyak tidak apa-apa yang kamu redam dan dibalut dengan senyuman. Hingga akhirnya pergi adalah pilihan.

Terimakasih karena pernah menjadi notifikasi yang pernah kutunggu, terimakasih karena pernah menjadi canda yang candu, terimakasih karena berperan sebagai orang baik dalam cerita ini. 

Perjalanan kita masih jauh, tapi cerita ini cukup berhenti disini, setelah ini masing-masing kita akan kembali ke rotasi dan rutinitas semula. 

Tetaplah menjadi baik meski dunia tidak selalu mempertemukan kamu dengan orang baik. 

Semua luka yang terciptanya karena aku, Aku minta maaf , Dan semua luka yang terciptanya karena kamu, Aku maafkan


Aku yakin setelah itu, kita bisa menutupnya dengan baik, berjalan maju kehaluan masing-masing, meskipun dengan langkah yang berbeda.

Biarkan dulu rasakau tetap pada tempatnya, sampai nanti akan pergi dengan sendirinya.

Tulisan ini adalah caraku berpamitan dan mengikhlaskan, karena sungguh aku tidak bisa lagi mengirimkan pesan dan menggagalkan usahamu untuk melupakan. 

Semoga tulisan ini sampai padamu, walau tidak tau kapan.

@Afr

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun