Teruntuk Kamu, yang memilih pergi, yang memilih berhenti berkomunikasi dan berhenti menemuiku, memilih untuk berhenti bercerita, berhenti berkeluh kesah kepadaku, memilih berhenti mendengarkan cerita-ceritaku. Itu pilihan yang tepat, Pergimu keputusan yang tepat.
Menetap denganku hanya akan membuatmu luka, Aku tak pandai memanusiakan mu, aku pun tak pandai menjaga rasamu, aku juga tak pandai membiasakan diri dengan caramu menjagaku, terlalu banyak salahku yang coba kamu benarkan, pun terlalu banyak tidak apa-apa yang kamu redam dan dibalut dengan senyuman. Hingga akhirnya pergi adalah pilihan.
Terimakasih karena pernah menjadi notifikasi yang pernah kutunggu, terimakasih karena pernah menjadi canda yang candu, terimakasih karena berperan sebagai orang baik dalam cerita ini.Â
Perjalanan kita masih jauh, tapi cerita ini cukup berhenti disini, setelah ini masing-masing kita akan kembali ke rotasi dan rutinitas semula.Â
Tetaplah menjadi baik meski dunia tidak selalu mempertemukan kamu dengan orang baik.Â
Semua luka yang terciptanya karena aku, Aku minta maaf , Dan semua luka yang terciptanya karena kamu, Aku maafkan
Aku yakin setelah itu, kita bisa menutupnya dengan baik, berjalan maju kehaluan masing-masing, meskipun dengan langkah yang berbeda.
Biarkan dulu rasakau tetap pada tempatnya, sampai nanti akan pergi dengan sendirinya.
Tulisan ini adalah caraku berpamitan dan mengikhlaskan, karena sungguh aku tidak bisa lagi mengirimkan pesan dan menggagalkan usahamu untuk melupakan.Â
Semoga tulisan ini sampai padamu, walau tidak tau kapan.
@Afr