Pagi itu. Sang Guru meminta murid-muridnya menulis sebuah puisi.
Tapi, murid-murid itu terlihat hanya garuk-garuk kepala, tepuk dahi, dan pandangi kertas kosong di meja
Ayo, coba kalian lanjutkan kata Bangkit  berikut menjadi larik-larik puisi yang indah dan memotivasi
Perhatikan contoh larik puisi yang bapak buat:
"Bangkit itu malas, malas berbuat curang dan malas jadi orang  yang culas"
Coba kalian buat dengan melanjutkan kata Bangkit ...
menjadi larik sajakmu sendiri.
"Bangkit itu bangun tidur
Bangkit itu tidur bangun
Tidur bangun itu bangkit"
"Anak-anak. Bukan begitu maksudnya.
Coba kalian perhatikan lagi larik sajak yang sudah bapak buat."
Ada pola atau rima sajak pada kata bangkit itu yang dikuti kata berkarakter negatifÂ
lalu dilanjutkan dengan kata-kata yang positif, begitu kan?
"Paham?"
Pahaaaammm.
"Nah, coba kalian buat lagi larik yang lain."
"Ya, coba kamu!"
"Bangkit itu luka, luka menderita jika tak punya cinta."
"Bagus, Nak."
"Coba yang lain!"
"Bangkit itu haus, haus akan ilmu yang terus-menerus."
"Bagus sekali!"
"Baiklah, Sekarang kalian sudah bisa menulis satu larik puisi dengan baikÂ
Diawali kata bangkit menjadi larik  puisi yang menarik
dengan teknik anafora.
Bapak yakin dan percaya suatu saat kalian akan menorehkan larik lainnyaÂ
menjadi sebuah puisi yang indah dan menginspirasi..."
"Selamat berkarya anak-anakku!"
Puri Denpasar, 2 Mei 2019
Hardiknas 2 mei 2019