Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Kejujuran dan Kualitas Bahan, Rahasia di Balik Lezatnya Mieso Samalero

21 Juni 2018   12:13 Diperbarui: 21 Juni 2018   15:37 2956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 4, Kelezatan mieso Samalero tidak pernah berubah dari waktu ke waktu (Doc. FMT)

Perjuangan pasangan Syafi'i dan Muslimat selama puluhan tahun, ternyata tidak sia-sia, usaha yang dirintis dari nol ini, kini sudah berkembang menjadi usaha keluarga dengan omset belasan juta rupiah per hari. 

Meski peminatnya sangat banyak, Syafi'i tidak lantas menjadi 'serakah' dalam meraup rejeki, dia tetap membatasi jam kerja dan porsi miesonya, dan untuk mempertahan kualitas dari mieso buatannya, dia sengaja tidak membuka cabang dimanapun, meski sebenarnya dia sudah memiliki beberapa ruko di lokasi-lokasi strategis. 

Setiap hari, kantin ini hanya menyediakan 1.000 porsi dengan banderol Rp 13.000,- untuk setiap porsinya. Dengan porsi tersedia seperti itu saja, usaha keluarga ini sudah mampu meraup omset 13 juta rupiah per harinya, sebuah omset yang sangat besar tentunya untuk usaha kuliner yang hanya menyajikan satu macam menu ini. 

Dari hasil usahanya ini, dia mampu menjadikan putra putrinya menjadi 'orang', salah seorang diantaranya kini menjadi seorang dokter, sementara beberapa anak lainnya sengaja dididik menjadi entrepreneur untuk meneruskan usaha keluarga ini.

Gambar 4, Kelezatan mieso Samalero tidak pernah berubah dari waktu ke waktu (Doc. FMT)
Gambar 4, Kelezatan mieso Samalero tidak pernah berubah dari waktu ke waktu (Doc. FMT)
Satu hal yang tetap dipertahankan oleh kantin ini, adalah takaran bumbu dan kualitas bahan yang digunakan. Untuk mie, hanya digunakan mie yang diolah dan diproses sendiri dijamin bebas dari bahan pengawet.

Sementara untuk daging hanya menggunakan daging kualitas satu, begitu juga dengan kuahnya yang sudah diukur untuk seribu porsi dan tidak ditambah-tambah lagi airnya. Itulah sebabnya rasa dan aroma mieso ini tidak berubah sejak dibukanya kantin ini sekitar 35 tahun yang lalu, hal ini banyak diakui oleh para pelanggan tetap mieso ini.


Tahun 2016 lalu, Syafi'i Sutan Ma'ruf telah meninggalkan dunia fana ini dalam usia kurang lebih 70 tahun. Kepergian Syafi'i kemudian disusul oleh istrinya, Muslimat, setahun kemudian. Namun meski sudah ditinggalkan oleh perintisnya, usaha ini masih terus berkembang, dilanjutkan oleh putra putrinya, tentu saja tetap dengan mempertahankan 'original reccipe' peninggalan dari kedua orangtua mereka.

Tak hanya menjadi sumber pendapatan keluarga yang dapat diandalkan, kantin Samalero juga mampu membuka peluang kerja dan menjadi tumpuan mencari nafkah bagi sekitar 10 orang pekerjanya. Sistem kekeluargaan yang diterapkan dalam manajemen usaha keluraga ini, membuat para karyawan merasa betah bekerja ditempat ini. Dan yang jelas, para pekerja di kantin ini digaji secara layak, melebihi standar Upah Minimum Regional. 

Menurut pengakuan beberapa keryawan, rata-rata mereka digaji antara 1,5-2,5 juta per bulan ditambah dengan uang makan 50 ribu per hari atau 1,5 juta rupiah per bulan, artinya mereka memperoleh penghasilan antara 3 sampai 4 juta per bulan.

Persyaratan utama yang diminta dari semua karyawan hanya satu, yaitu kejujuran, karena perintis usaha keluarga ini memang sejak awal membuka usaha, sangat menjunjung tinggi kejujuran, dan yang selalu ditekankan oleh sang pemilik adalah menjaga kebersihan dan memberikan pelayanan yang baik kepada pengunjung.

Gambar 5, Karyawan kantin Samalero yang selalu mengutamakan kebersihan, kejujuran dan pelayanan
Gambar 5, Karyawan kantin Samalero yang selalu mengutamakan kebersihan, kejujuran dan pelayanan
Itulah sebabnya, meski sudah beralih ke generasi kedua, usaha ini terus berkembang. Bagi keluarga Syafi'i, menipu atau mencurangi pelanggan misalnya dengan mengurangi takaran atau menggunakan bahan baku sembarangan, adalah sebuah pantangan yang tidak boleh dilanggar. Dengan prinsip kejujuran inilah mereka terus bertahan dan berkembang dengan kualitas dan rasa yang tidak pernah berubah dari waktu ke waktu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun