tidak semenyenangkan orang yang kembali.
/6/
Iya, Dik, kau kuncup kembang
yang mulai merekah indah. Menjelma parasmu
juga hidungmu yang sewaktu-waktu
kembang kempis---meliuk menikuk---
ke kanan lalu ke kiri.
Dik, ucapan sepertiku terkadang pedas
apalagi karetnya dua. Aku sering pesan dan tak jarang
mual muntah meriang. Ketika kau ingin bermain
bianglala coba mengikutsertakan Bunda.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!