Mohon tunggu...
gatot winarko
gatot winarko Mohon Tunggu...

Sederhana dan Konsisten (Copas from Mandawega) hehe..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mbah Hadi dan Pemimpin di Negeri Ini

24 April 2014   00:11 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:17 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hadi Purnomo ditangkap KPK. Hadi yang sudah tampak seperti mbah-mbah ini katanya (sedikit tak percaya) adalah seorang ketua BPK, lembaga negara yang tuganya memeriksa dan mengaudit laporan keaungan di sektor pemerintahan, mulai dari pemerintah tingkat kabupaten hingga laporan pemerintah pusat, semua harus lolos dari pemeriksaan BPK untuk mendapat nilai yang sesungguhnya, apakah laporannya baik atau banyak keceurangan di dalamnya Sedemikian besar tugas dan tanggungjawab BPK, ternyata dipimpin oleh seseorang yang terlibat kasus korupsi. Halah, embohlah mbah-mbah.

Korupsi yang dilakukan Mbah Hadi ini terjadi dalam kurun waktu 2003-2004 dimana saat itu Mbah Hadi menjabat sengai Dirjen Pajak. Mbah Hadi didakwa merugikan negara hingga 375 Milyar karena mengabulkan permohonan keberatan BCA atas pajak yang dikenakan pada NPL (non-performane loan). Padahal sebelumnya Direktur PPh menolak permohonan tersebut dan mengharuskan BCA untuk membayar pajak senilai Rp 375 Milyar. Tapi entah kenapa Hadi memerintahkan Direktur PPh tersebut untuk mengabulkan permohonan BCA yang artinya BCA tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar pajak yang ditanggung. Apapun alasannya, Mbah Hadi dianggap telah merugikan negara hingga ratusan milyar rupiah.

Jika dilihat dari jangka waktu terjadinya kasus ini sampai penetapan Mbah Hadi sebagai tersangka rasanya ada yang tidak wajar. Bayangkan saja 10 tahun lamanya kasus ini tak jelas kabarya dan tiba-tiba kini mencuat ke permukaan. Bahkan pada tahun 2009, Mbah Hadi dengan mulus lolos dan ditetapkan sebagai ketua BPK. Tentu sekarang muncul pertanyaan, bagaimana dulu proses seleksi ketua BPK hingga Mbah Hadi yang punya rekam jejak negative dapat terpilih. Apakah sudah sedemikian susahnya mencari tokoh yang memiliki integritas untuk dijadikan pemimpin. Apalagi jika mengingat Mbah Akil yang juga merupakan ketua lembaga tinggi negara. Duh !

Inilah tantangannya, mencari orang hebat sekaligus ‘suci’ di negeri ini adalah seperti mencari udang di balik jerami. Orang yang punya integritas seringkali tampil bersahaja dan tidak memiliki modal financial yang kuat untuk menjadi pemimpin, seperti halnya Mbah Mahfud MD dan Pakpuh Anies Baswedan yang belum mampu meraih dukungan maksimal karena mereka ini lugu. Sementara orang yang nakal dan berani dengan segala cara yang dilakukan membuat mereka akan segera sampai tujuan, sudah tak perlu lagi disebutkan namanya.

Soal Paklik Jokowi? Dia ini orang pintar. Sebisa mungkin Paklik mencari cara yang benar untuk jadi pemimpin, meskipun susahnya bukan main. Tapi sejauh ini Paklik masih terus berusaha untuk menjadi orang yang lugu dan tetap menjaga integritasnya. Mugo-mugo dadi Paklik, nek gak dadi yo rapopo, sing penting gak wilet.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun