Dear All
Perkembangan dalam dunia alat kesehatan cukup pesat dan kebutuhan akan alat ini cukup banyak terutama untuk kita di Indonesia.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan ini diperlukan langkah langkah yang konstruktif dan terpadu antara Sipengembang alat (Universitas, Lembaga Penelitian), Pelaksana produksi (perusahaan produksi alat kesehatan) dan Sipengguna ( Rumah sakit, Klinik dan masyarakat luas).
Untuk mewujudkan kegiatan terpadu ini kami dariFakultas Life Sciences, Swiss German Universitas , melalui jurusan Biomedical Engineering melakukan beberapa percobaan mengembangkan peralatan medis yang dari Timgkat Penelitian diteruskan ketahap Aplikasi di Industri dan akhirnya sampai ketangan si pengguna.
Hal ini sudah dimulai dengan mengembangkan Tensimeter tanpa mercury. Tensimeter ini dikembangkan karena adanya anjuran dari WHO untuk tidak lagi memakai peralatan yang mengandung Mercuri di Rumah Sakit atau Klinik mulai Tahun 2015.
Tahapan penelitian sudah selesai dan sekarang dalam Tahapan Uji Coba dibeberapa Puskesmas dan diharapkan Produk Tensimeter tanpa Mercuri ini sudah dapat dilaunching pada Tahun ini juga.
Banyak alat alat kesehatan lainnya yang sederhana tetapi sangat dibutuhkan di klinik/Puskesmas seperti alat Pendeteksian denyut jantung Ibu hamil dan bayi dalam kandungan. Selama ini dipergunakan alat seperti : Doppler, USG.Kami dari SGUsedang mengembangkan alat micro-microphone yang berfungsi seperti Doppler tetapi lebih praktis, murah dan mempunyai penunjukan digital jumlah denyut jantung.
Alat ini direncanakan juga sudah dapat dibeli pada Tahun ini juga.
Masih banyak alat alat kesehatan yang dalam perencanaan kami, termasuk dari hasil IDEA COMPETITION yang baru dilaksanakan untuk Tingkat SMU dan Universitas. Hadiah Pertama dimenangkan oleh Siswa salah satu SMU di Serpong yakni alat: Smart Watch for health control.
Jam ini dapat mendeteksi denyut jantung, tekanan darah, suhu temperature, tingkat dehydrasi, jumlah pemakaian kalori dan memberikan alarm bagi pengguna jika tekanan jantung mencapai 190 – 200 mmHg. Ini sangat baik bagi mereka yang mempunyai jantung yang bermasalah tetapi senang berolahraga. Ini merupakan jam tangan yang tercanggih didunia
Pengembangan alat ini segera akan dimulai dan diperkirakan Tahun depan sudah masuk kepasaran.
Untuk kelanjutan pengembangan alat alat kesehatan ini diperlukan tenaga ahli yang terdidik dalam bidang ini. Melalui jurusan Teknik Biomedika, tenaga ahli ini dapat dididik dan dapat menjadi ahli dalam pembuatan alat kesehatan. Karena masih banyak alat kesehatan lainnya yang dapatditeliti dan diproduksi di Indonesia dimana jugaPengguna alat ini cukup banyak, sehingga alat yang diproduksi dapat mudah dipasarkan.
Kompas dalam Special Edition pada hari Pendidikan ada menulis : Jurusan Teknik Biomedika adalah jurusan yang diperlukan dalam masa depan.

Jika ada keluarga atau keluarga teman anda yang anaknya mau melanjutkan pendidikannya di Universitas silahkan memberikan masukkan untuk masuk ke Swiss German UniversitasJurusan Biomedical Engineering.
Kami sangat gembira dan bersedia mendidik dia menjadi salah satu Pionier dalam bidang Teknologi alat kesehatan.
Ada sekitar 250 Perusahaan yang memproduksi alat kesehatan di Indonesia yang masih terus membutuhkan tenaga tenaga spesialis dalam bidang peralatan medis.
Ini merupakan peluang yang cukup besar bagi mahasiswa sesudah menammatkan kuliah nya. Juga ada kesempatan untuk bekerja secara permanen di Jerman. Ini yang kita sebut TKPI (Tenaga Kerja Profesional Indonesia )
Entry test di SGU masih terbuka 2 Agustus 2013, akhir bulan Agustus dan awal bulan September 2013.
Atas perhatiannya, kami haturkan terima kasih
With best regards
Maruli Pandjaitan
-----------------------------------------
Dr.rer.nat. Maruli Pandjaitan
Head of Biomedical Engineering Department
Director of Internship and Career Centre
Swiss German University
Edu Town BSDCity
Tangerang 15339 – INDONESIA
Tel. +62 21 3045 0045
Fax. +62 21 3045 0001
www.sgu.ac.id
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI