Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi tentang Kegagalan: Mengubah Cara Pandang untuk Kesuksesan

8 Agustus 2023   09:49 Diperbarui: 8 Agustus 2023   09:53 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi diambil dari: www.cosmopolitan.co.id

Jatuh bangun dalam kehidupan adalah irama lagu kehidupan, nada rendah dan tinggi yang menjadikan indah sebuah lagu. Bukan waktunya menggerutu, tapi waktunya berpacu dalam ide, rasa, asa, dan langkah untuk maju dan menikmati hidup ini. Saatnya menjadi komposer atas lagu kehidupan yang penuh makna.

Thomas Edison percaya bahwa "Banyak kegagalan hidup dialami orang yang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan pada saat mereka menyerah." Banyak orang memandang kegagalan adalah hasil akhir dari sebuah perjuangan sehingga berakhir dengan kekecewaan dan putus asa. Sejatinya kegagalan sangat dekat dengan kesuksesan tatkala kita berani bangkit, berjuang kembali, dan selalu belajar dari kegagalan itu.

Setiap manusia hidup tidak akan lepas dengan kegagalan, baik itu dalam skala besar maupun kecil. Kegagalan layaknya nada sumbang dalam sebuah irama lagu, yang sesungguhnya tidak akan merusak total notasi lagu yang ada. Nada sumbang itu justru menjadi sebuah pembelajaran yang apik untuk menyempurnakan lagu menjadi sebuah irama dan alunan yang enak didengar. Kegagalan bukan akhir dari segalanya, justru mentalitas diri yang seringkali mengakhiri segala sesuatu yang sedang diperjuangkan.

Seperti anak sedang belajar jalan, jatuh bangun dan terus jalan menjadi sebuah dinamika yang bermakna hingga pada akhirnya berjalan lancar dan bisa berlari kencang. Demikian pula ketika anak sedang belajar naik sepeda, tak terelakkan dengan jatuh, berdarah, bahkan sepedanya pun rusak karena menabrak sesuatu. Proses heroik dalam belajar bersepeda pada waktunya akan menjadi kenangan yang menyentuh hati di kala sudah bisa lancar bersepeda menjelajah setiap jalan menelusuri desa dan kota.

John Robert Wooden adalah seorang pemain bola basket Amerika Serikat dan pelatih kepala di Universitas California di Los Angeles yang dijuluki "Wizard of Westwood", pernah menegaskan, "Failure isn't fatal, but failure to change might be." Kegagalan adalah hal wajar dalam proses kehidupan ini, justru menjadi pengalaman yang mengembangkan dan memiliki militansi untuk terus berjuang dan berubah menjadi lebih baik.

Begitu banyak orang sukses dalam berbagai bidang di dunia ini, yang semuanya tak lepas dari kegagalan. Yang lebih mengagumkan adalah kemampuan mereka bangkit dan berjuang lebih keras lagi hingga sukses. Michael Jordan, Pemain Basket hebat, juga pernah mengalami kekalahan dalam 300 pertandingan. Tak hanya itu, Jordan juga pernah gagal melakukan lemparan lebih dari 26 kali dalam penentuan juara. Namun, dia terus berjuang dan pada akhirnya sukses sebagai bintang dan legenda basket.

Robert Kiyosaki, seorang investor, usahawan, penulis dan motivator yang terkenal karena bukunya "Rich Dad, Poor Dad" pernah menegaskan, "Successful people don't fear failure but understand that it's necessary to learn and grow from." Betapa mantap dan menginspiratif penegasan Kiyosaki tersebut, bahwa orang-orang sukses tidak takut gagal tetapi memahami bahwa itu perlu untuk belajar dan berkembang. Kegagalan adalah pengalaman, peluang, kesempatan, dan pembelajaran yang hebat dan bermakna untuk menuju kesuksesan.

Perubahan cara pandang atas kegagalan menjadi fase yang yang dilakukan dan ditekuni untuk menjadi sukses, seperti halnya John Wooden, Michael Jordan, Kiyosaki, dan masih banyak lagi orang-orang yang penuh inspiratif dalam perjuangan hidupnya. Memandang positif atas kegagalan justru  lebih produktif dan mengembangkan diri daripada selalu menggerutu, mengeluh, bahkan malah menyalahkan keadaan dan orang lain.

Eleanor Roosevelt menggaribawahi tentang pengalaman hidup, "It's better to light a Candle than to curse the Darkness." Pernyataan ini memberikan inspirasi, motivasi, dan terobosan tersendiri, "Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan." Waktu, energi, dan pikiran akan lebih berguna untuk bangkit berjuang dari kegagalan dan bertekun untuk mencapai kesuksesan. Pasti bisa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun