Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Makna (47): Membiasakan Diri pada Pengolahan Hidup demi Kebaikan dan Kebajikan

11 Agustus 2021   04:05 Diperbarui: 11 Agustus 2021   04:08 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi. drcarlamanly.com

Hanya seorang yang melakukan kebajikan dapat mencintai dan membenci orang lain secara pantas dan benar. (Confusius)

Mencintai dan membenci adalah sebuah kewajaran dalam kehidupan manusia yang harus menelusuri beragam situasi dengan beraneka perjumpaan dengan sesama yang ada dalam perputaran semesta yang terus berputar tanpa kendali manusia. 

Mencintai dan membenci adalah buah-buah pengolahan jiwa manusia dalam mengkolaborasi akal budi dan nurani dalam implementasi nyata realita kehidupan. 

Manusia sepenuhnya punya kendali atas dirinya, namun tidak pada orang-orang yang dijumpai dan segala dinamika semesta yang benyak tak terduga. Saatnya manusia kembali pada diri untuk selalu mengolah diri dan pada akhirnya bersinergi dengan sesama dan semesta.

Pengolahan diri bukanlah sikap egois dan individualis yang mengabaikan komunitas dan kelompok yang lebih besar, namun justru berawal dari pengolahan diri inilah segala sesuatu bermula dan pada akhirnya segala dinamika dengan sesama dan semesta akan kembali pada diri dalam permenungan dan pemaknaan yang akan menjadi awal kembali atas hidup selanjutnya. 

Tanpa pengolahan diri, niscaya pribadi dan kehidupannya hanya akan menjadi urutan peristiwa dalam rentetan waktu yang hilang makna dan tantangan untuk berkomitmen pada kebaikan, kebajikan, dan kebenaran.

Illustrasi: Pixabay
Illustrasi: Pixabay
Pengolahan diri mengantarkan manusia pada tata kehidupan rapi, bermakna, dan berdaya guna bagi sesama dan semesta. Pengolahan diri bukanlah sesuatu yang berat dan sulit dilakukan, karena pengolahan diri sesungguhnya membutuhkan ketekunan dalam membangun kebiasaan baik. 

Bangun pagi memberikan waktu sejenak untuk bersyukur atas kehidupan, memuji kuasa-Nya yang begitu agung, dan mensugesti diri dengan semangat positif untuk menjalankan aktivitas hari itu. Mengawali selama 1 sampai 3 menit di pagi hari dengan kebiasaan itu, senantiasa memberikan spirit kehidupan yang lebih baik yang membangun motivasi dan inspirasi.

Membiasakan menulis sederhana sebagai catatan dan refleksi kehidupan setiap hari adalah sebuah sarana untuk mengolah diri dalam mengoreksi batin, melihat pergerakan suara hati, melihat kembali peristiwa sehari, memaknainya, dan pada akhirnya membuat komitmen diri untuk ke depan yang bermakna dan berguna. 

Catatan dan refleksi kehidupan dalam tulisan pendek ini menjadi sebuah kesempatan membangun kesadaran baik dan mengendalikan diri atas pikiran, perasaan, dan perbuatan. 

Hal ini bukan masalah kualitas tata tulis, itu tidaklah terlalu penting, namun yang terpenting adalah adanya tulisan atau gambar yang menjadi sarana pengolahan diri setiap hari dan bisa dijadikan sebagai pengingat di hari depan dengan melihatnya kembali.

Illustrasi: Verywellmind
Illustrasi: Verywellmind
Membiasakan diri dengan sumber-sumber positif dan inspiratif setiap hari pun menjadi pengolahan diri yang baik dalam memberika input yang baik pula pada pikiran dan hati manusia sehingga sebuah harapan besar yang akan keluar dari diri pun hal-hal yang baik pula. 

Video inspiratif, bacaan-bacaan yang bermakna, bahkan segala hal yang tertulis dalam kitab suci dapat menjadi sumber pengolahan diri. Menyediakan waktu rutin setiap hari untuk menyerap dan memaknainya maka senantiasa akan memberikan dampak positif ke dalam diri dan juga ke luar diri bagi sesama dan semesta.

Akhirnya pengolahan diri menjadi sebuah kebutuhan dasar yang harus diusahakan dalam kebiasaan yang tulus dan konsisten. Jika harus mencintai ataupun membenci, senantiasa ada makna kehidupan yang tersalur di dalamnya. Mencintai untuk memberikan kasih tulus tanpa pamrih, dan membenci bukan mendendam tapi untuk memberikan kesadaran bagi orang lain atas ketidakbaikan yang melekat padanya. Inilah kebijaksanan hidup.

Illustrasi Menulis Makna. www.nmsupport.org.au
Illustrasi Menulis Makna. www.nmsupport.org.au
@Menulis Makna: adalah sebuah uraian untuk mencecap kehidupan yang begitu agung dan mulia ini. Hidup ini penuh dengan makna sebagai kristalisasi pengalaman dan refleksi untuk menjadi inspirasi bagi diri sendiri, sesama, dan semesta. 

Menulis Makna akan menjadi sejarah perjalanan makna kehidupan yang selalu abadi, tidak hilang ditelan badai kehidupan yang merusak peradaban manusia. Menulis Makna, menulis kebijaksanaan hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun