PGRI adalah rumah besar para guru Indonesia. Di sinilah suara guru diperjuangkan. Di sinilah solidaritas tumbuh. Di sinilah kita belajar, dan tumbuh.
Belajar mencintai takdir tanpa membenci kehidupan. Karena semua yang terjadi adalah yang terbaik. Tidak perlu meratapi kesedihan, semua akan berlalu.
Memang kita tidak pernah membunuh, tetapi jika kita masih ada kebencian, itu sudah merupakan pembunuhan yang kejam
baca membuat anda lebih pintar
Membenci pemimpin bukan hanya merugikan diri sendiri, tapi juga melanggar syariat. Abdi negara wajib loyal untuk menjaga keberkahan tugasnya
merupakan kejadian yang sering dialami orang lain
Ingat, membenci tidak akan menyelesaikan masalah. Sebaliknya, sikap membenci hanya akan memperburuk keadaan.
Hal negatif hanya akan berdampak negatif juga untuk kehidupan kita mulailah dengan memikirkan hal positif saja
Membenci tak lepas dari kehidupan manusia, entah kepada sesamanya atau bahkan benda mati. Bagaimana cara meredakannya?
KehidupanKita perlu refleksi diri sehingga hidup kita bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya
Dalam dunia yang penuh dengan ketidaksalingpengertian,
Dan Sang Waktu selalu saja begitu…Di antara kupu-kupu yang menari-nari di hadapannyaIa selalu saja tersenyum tanpa dosa, dan menggulirkan air mataku
Berawal dari pertengkaran di dalam ruang itu, ternyata menyakiti hatinya.
Angin bertiup sepoi sepoi menggoyangkan dahan. Semut semut datang beiringan
Islam mengajarkan cinta kepada sesama, mengisi kehidupan dengan nilai kemanusiaan. Di sini, Islam bukan hanya agama, tetapi jalan cinta yang harmoni.
Mengapa Masih Ada Guru Yang Membenci PGRI? Begitulah sebuah pertanyaan muncul ketika Omjay mengikuti uji publik pembentukan organisasi profesi guru.
Jika ia membenci sekelompok orang, maka Kado Surgawi nya makin banyak.
Indonesia bagi saya adalah tanah yanag tercinta yang sudah memberi segalanya
Kau membenci awan ketika bersama matahari kau membenci bintang ketika bersama bulan
Masih teringat dan selalu teringat Dirimu yang pernah menjadi penguasa hatiku