Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setelah Senja (79): Sepotong Memori

8 Mei 2021   04:04 Diperbarui: 8 Mei 2021   04:05 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. line.17qq.com

Angan-angan sangatlah penting bagi manusia untuk membangun imajinasi kehidupan ke depan. Tak jarang, angan-angan membuahkan harapan, semangat, dan antusiasme untuk menapaki hidup ini. Akan tetapi, berikan waktu terbanyak pada kehidupan nyata karena di sanalah angan-angan harus diwujudkan.

Aku dan pacarku, Maxie pergi pada malam hari, ditemani langit malam yang penuh bintang. Suasana romantis tergambar saat bersepeda dengannya, mengelilingi taman di perumahanku. Aku melihat berbagai hewan hidup bahagia dengan komunitasnya, begitu juga anjing. Aku memang penyuka anjing, sehingga mataku pun tertuju pada seekor anjing yang lucu. Saat pertama kali melihatnya, terlintas dalam benakku untuk memberinya nama, kurasa Boy adalah nama yang cocok. Aku pun mengeluarkan buku sketsaku dan langsung menggambarnya.

Aku pun menggambar Boy dengan sepenuh hati, gambar itulah ungkapan perasaanku. Aku menggambar dengan latar desa yang mempunyai sungai berarus deras dan sejuk. Terlintas di pikiranku bahwa Boy akan sangat bahagia jika berada di sana. Kulihat Boy sedang bersembunyi di balik ilalang, bermain bersamaku hingga matahari terbenam. Betapa bahagianya kenangan seperti itu, dapat memiliki Boy dan mewujudkan angan-anganku. Aku pun semakin terlarut dalam imajinasiku. Kulihat sebuah menara menjulang tinggi di desa tersebut, aku pun bepikir sejenak. Kurasa, aku pernah mengunjungi tempat ini, namun kenapa tempat ini tidak seperti dahulu? Dunia memang cepat sekali berevolusi, apa yang kulihat dahulu tidak seperti sekarang.

Kupandangi setiap titik dari tempat ini, namun tanpa sengaja kulihat terdapat sebercak darah. Aku pun semakin bingung dengan tempat ini, apa aku yakin pernah mengunjungi tempat ini sebelumnya? Kulanjutkan perjalananku, ada sebuah koran yang terselip di dedaunan kering yang tersebar di jalan raya. Tinta koran yang sudah mulai memudar membuatku sulit untuk menguak informasi tentang tempat ini. Lembaran koran tanpa titik membuatku semakin bingung, begitu aneh dan abstrak untuk dijelaskan. Setelah kejadian-kejadian tersebut, aku yakin tempat ini tidak pernah kukunjungi sebelumnya, tempat ini pun tidak cocok untuk Boy. Tiba-tiba, ada seseorang yang menepuk pundakku dan ternyata itu adalah Maxie, aku pun tersadar dari imajinasiku.

Ilustrasi. www.istockphoto.com
Ilustrasi. www.istockphoto.com
Aku pun kembali tersadar ke dalam lingkaran kehidupan nyataku. Kupeluk Maxie karena aku merasa sangat rindu padanya saat ini. Maxie memberiku botol minum karena wajahku yang terlihat pucat dan lemas. Halaman di taman perumahanku menjadi kosong, Boy telah pergi, hanya warna rantai yang sudah gosong berkarat yang menjadi fokusku saat ini. Maxie yang berada di sebelahku terus menemaniku menjadi titik awal kembalinya aku ke kehidupan nyata, berusaha fokus dan tenang.

Kami pun kembali ke rumahku dengan suasana romantis sambil bergurau ria. Kusuguhkan segelas sirup karena hawa di malam tersebut cukup panas. Duduk di kursi goyang berduaan sambil bercerita tentang kisah peradaban manusia di zaman dahulu. Orang saling jatuh cinta dan menuliskan surat untuk mengungkapkan perasaannya membuat kita tertawa. Aku pun tersadar bahwa sudah 1 tahun yang lalu hatiku dipanah olehnya. Aku ingin terus menerus bersamanya hingga waktuku habis, karena aku yakin Maxie adalah hal terindah yang Tuhan berikan kepadaku.

*WHy-viC

**Setelah Senja: sebuah kisah imajinatif reflektif yang mencoba mendaratkan nilai-nilai kehidupan (life value) dalam kisah fiksi ke dalam konteks zaman yang sangat nyata dalam realita hidup ini.

***Setelah Senja: Dari pagi menjelang malam ada berbagai dinamika kehidupan yang menjadi bagian cerita hidup kita. Semuanya itu akan berjalan begitu saja dan pada akhirnya terlupakan begitu saja pula jika kita tidak berusaha mengendapkannya dalam sebuah permenungan sederhana tentang hidup ini demi hidup yang lebih hidup setiap harinya. "Setelah Senja" masuk dalam permenungan malam untuk hidup yang lebih baik.

                                                         

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun