Mohon tunggu...
Marthinus Selitubun
Marthinus Selitubun Mohon Tunggu... Penulis - Hanya seorang hamba

Seorang warga dari Keuskupan Agats Asmat, Papua. Mencoba menginspirasi orang-orang terdekat lewat doa dan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengintip Megahnya Basilica di San Paolo Fuori le Mura, di Kota Roma

26 Agustus 2019   04:23 Diperbarui: 26 Agustus 2019   04:55 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Basilika San Paolo tampak depan (dok. pribadi)

Foto. Wong Sandy
Foto. Wong Sandy

Foto. Wong Sandy
Foto. Wong Sandy


Mengintip sejarah Basilika San Paolo
Basilika San Paolo, adalah gereja yang didedikasikan bagi St. Paulus. Gereja ini sendiri berstruktur Bizantium yang mengesankan. Patung St. Paulus yang menghiasi bagian depan basilika menegaskan jati dirinya yang kuat dan perkasa. Gereja ini adalah basilika patriarkal terbesar di Roma setelah basilika Santo Petrus di Vatikan.

Dengan wajah gembira walaupun terlihat letih, semua peserta tampak antusias mengitari gereja untuk menuju ke pintu masuk yang sedang di renovasi. Setelah mengujungi pintu suci, Wong Sandy, tour leader kami yang ramah ini memimpin para peserta tour Christour kali ini untuk masuk dan berdoa di dalam Gereja.

Gereja ini sendiri dibangun pada abad-abad pertama Kekristenan di tempat St. Paul dimakamkan, yaitu sekitar tahun 313. Hal ini berhubungan erat dengan Kaisar Konstantinus yang mengeluarkan Dekrit Milan, dimana Kerajaan Romawi harus mengakhiri penganiayaan terhadap orang-orang Kristen dan memberi mereka kebebasan beribadah serta mendukung pembangunan tempat-tempat doa.

Tentu saja, tujuan situs kesyahidan Santo Paulus ini untuk ziarah. SEcara perlahan, gereja ini di perbaiki terus menerus. Gedung gereja yang dibangun pada masa Konstantin ini dianggap terlalu kecil jika dibandingkan dengan arus peziarah. Kemudian gereja yang lama dibongkar dan dibangunlah basilika yang lebih besar dengan mengubah orientasinya, dari timur ke barat.

Dengan menyaksikan cinta Gereja terhadap tempat ini, para Paus tidak berhenti untuk memulihkannya dan mempercantiknya dengan penambahan lukisan dinding, mosaik, lukisan, dan kapel selama berabad-abad.

Dapat dikatakan bahwa Gereja saat ini adalah hasil dari intervensi besar-besaran dari rekonstruksi dan pemulihan, yang terjadi pada paruh kedua tahun 1800-an, sebagai akibat dari kebakaran hebat pada bulan Juli 1823, yang menghancurkan banyak bagian basilika kuno ini. Gereja baru ditahbiskan pada tahun 1854 selama masa kepausan Pius IX.

Perayaan Ekaristi oleh seorang pastor. Foto Wong Sandy
Perayaan Ekaristi oleh seorang pastor. Foto Wong Sandy

Dari pengalaman mengujungi Basilica ini saya teringat perkatakan Yesus kepada Natanael ...Mari dan lihatlah. Yesus mengajak saya dan peserta lainnya untuk tidak berhenti pada apa yang kita lihat, misalnya keindahan gereja, dekorasi, patung-patung pualam yang indah, lukisan indah, sepuhan emas di panti imam di dalam gereja, tetapi lebih memprioritaskan relasi pribadi yang intim dengan Allah.

Kami semua pun sepakat semoga melalui perayaan Ekaristi, dimana kami boleh diijinkan Tuhan untuk datang dan melihat rumahNya, dimampukan juga untuk dianugerahkan kemampuan lebih melihat Tuhan yang hadir dalam perayaan Ekaristi, saat Tuhan hadir dalam rupa roti dan anggur. Selamat melanjutkan perziarahan ya ....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun