Mohon tunggu...
martin Loi
martin Loi Mohon Tunggu... Literasi

Menulis artikel ilmiah,opini dan puisi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seni Mencintai Diri Sendiri: Sebuah Perenungan Eksistensial dan Etis

4 Oktober 2025   19:13 Diperbarui: 4 Oktober 2025   19:13 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika dibandingkan dengan kedalaman reflektif para filsuf di atas, wacana self-love modern sering kali jatuh dalam paradoks. Di satu sisi, ia menekankan pentingnya kesehatan mental dan penerimaan diri; namun di sisi lain, ia terperangkap dalam narsisisme sosial dan konsumtivisme.

Self-love hari ini kerap menjadi komoditas — dikemas dalam bentuk produk kecantikan, slogan motivasi, dan pencitraan media sosial. Cinta diri kehilangan aspek reflektif dan menjadi sekadar alat pelarian dari ketidaknyamanan eksistensial.

Padahal, sebagaimana ditekankan oleh Kierkegaard, Fromm, dan Nietzsche, mencintai diri sejati justru menuntut keberanian menghadapi penderitaan, kesalahan, dan keterbatasan diri. Ia adalah proses spiritual dan eksistensial, bukan tren gaya hidup.

Kesimpulan

Seni mencintai diri sendiri, jika dilihat secara filosofis, bukanlah tentang memanjakan ego, melainkan tentang membangun kesadaran dan tanggung jawab eksistensial. Kierkegaard menekankan cinta diri sebagai panggilan spiritual, Fromm melihatnya sebagai kebajikan etis, dan Nietzsche menafsirnya sebagai afirmasi kehidupan yang otentik.

Ketiganya mengajarkan bahwa mencintai diri tidak bisa dilepaskan dari keberanian untuk menjadi manusia seutuhnya — manusia yang sadar, bebas, dan bertanggung jawab. Dalam dunia yang semakin terfragmentasi dan penuh ilusi digital, seni mencintai diri sejati adalah revolusi sunyi: sebuah perjalanan kembali ke kedalaman diri, untuk menemukan cinta yang bukan sekadar untuk “aku”, tetapi untuk kemanusiaan itu sendiri.

Daftar Pustaka

Fromm, Erich. The Art of Loving. New York: Harper & Row, 1956. Diakses pada 1 Oktober 2025

Kierkegaard, Søren. Works of Love. New York: Harper Torchbooks, 1962 (original work published 1847).

Nietzsche, Friedrich. Thus Spoke Zarathustra. Translated by Walter Kaufmann. New York: Penguin Books, 1978.

Wilde, Oscar. The Picture of Dorian Gray. London: Ward, Lock and Company, 1890.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun