Mohon tunggu...
Marue
Marue Mohon Tunggu... Human Resources - Culturestudy

PenulisPetani

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Aku, Buku dan Tubuhku

31 Januari 2024   11:01 Diperbarui: 1 Februari 2024   08:54 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Membaca bukan hanya tentang memberi makan jiwa lebih dari itu. Membaca adalah seni mencintai tubuh. Karena sesungguhnya ketika kamu sedang membaca kamu bercerita dengan perangkat-perangkat tubuhmu; otak, hati, mata, jantung, telinga dan yang lainya. 

Kamu memberi ruang pada mereka untuk mendengar dan didengarkan. Telinga mendengar apa yang dikatakan mulut, mata melihat huruf-huruf yang tersusun rapi, otak mencerna setiap kalimat yang kamu ucapkan, tangan membuka halaman demi halaman, hidung mengontrol nafasmu agar tetap aman, jantung berdetak saat kau membacakan kalimat-kalimat erotis. 

Semuanya itu adalah keterlibatan siklus tubuh dan jiwa yang total. Tidak ada satu pun dari mereka yang saling acuh tak acuh atau meninggalkan satu dengan yang lainnya. Untuk itu, jadilah pendengar yang baik bagi mereka, buatlah organ-organ tubuhmu terbiasa untuk didengarkan dan saling mendengarkan.

Membaca adalah tentang saling memahami. Bagaimana tidak? suatu waktu kamu ingin mengisi otakmu, tentunya semua perangkat tubuh merespon dan mendukungnya. Memilih buku yang kamu ingin baca. Mengambilnya, menempatkan dirimu di tempat yang nyaman. Mata yang sigap siap menerkam setiap kalimat. Mulut yang siap melantungkan baris demi baris. Terdapat relasionalitas antara pembaca, tubuh dan apa yang dibacanya. 

Dalam konteks ini, aktivitas membaca bukan hanya tentang kamu dan buku, tetapi tubuhMu. Kamu mungkin merasa itu adalah hal yang biasa, tapi sesungguhnya ada relasionalitas yang terjadi didalamnya. Proses yang demikian tanpa kamu sadari berimplikasi besar terhadap dialog; kamu, bacaanmu dan tubuhmu, tidak akan ada kesenjangan didalammnya. Terciptanya dialektika diri, stabilitas jiwa dan tubuh untuk merespon realitas yang akan kamu temui. 

Itulah Seni mencintai tubuh. Saling mendengarkan dan bila perlu mendoakan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun