Mohon tunggu...
Martha Anggelina Purba
Martha Anggelina Purba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Politeknik Pembangunan Pertanian Medan

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Efisiensi Panen pada Tanaman Kakao

29 Juni 2022   17:38 Diperbarui: 29 Juni 2022   17:52 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tanaman kakao merupakan salah satu tanaman perkebunan yang cukup berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Dalam perdagangan Internasional, Indonesia menempati urutan ketiga sebagai negara ketiga terbesar penghasil kakao. 

Tentunya masyarakat khususnya para petani kakao sangat terbantu dari segi ekonomi karena dalam pemasaran, permintaan akan buah ini cukup banyak karena dapat dijadikan berbagai macam produk olahan seperti makanan, minuman, kosmetik dan produk lainnya. Bahan oalahan yang paling terkenal di masyarakat luas ialah produk cokelat.

Namun dikarenakan permintaan akan komoditi ini yang cukup banyak, akhirnya banyak orang yang tidak mengerti akan tanaman perkebunan juga ikut membudidayakan tanaman tersebut tanpa mempelajari terlebih dahulu teknik budidaya tanaman ini. 

Dari beberapa tahapan dalam teknik budidaya tanaman ini, kesalahan yang paling umum terjadi ialah pada tahapan panen. Hal ini menjadi masalah karena kualitas buah selain dipengaruhi oleh klon, kondisi pohon dan faktor lingkungan juga dipengaruhi oleh para pemanennya. 

Masyarakat yang biasanya bekerja di kebun kakao ialah Buruh Harian Lepas (BHL) yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Para petani ini biasanya akan menanam buah kakao lebih dari satu macam klon untuk menekan kegagalan dalam produksi buah. 

Di samping itu, kriteria kemasakan buah juga ditentukan agar dapat dijadikan pedoman kerja dalam pemanenan baik untuk para pemanen maupun para pengawas lapangan. Kriteria ini ditunjukkan dari ciri fisiologis seperti perubahan warna pada buah yakni menjadi warna merah jingga atau kuning ketika masak dan memiliki bunyi jika diketok.

Untuk persentase tingkat kemasakan buah yang tergolong berkualitas ialah dengan kemasakan sebesar 60%. Oleh sebab itu, pengetahuan akan tanaman ini, seperti morfologi, klon ,syarat-syarat tumbuh tanaman serta faktor-faktor lainnya menjadi hal yang penting untuk dikuasai para pemanen agar buah yang dipanen memiliki kualitas yang baik. 

Dalam pemanenan buah, setiap pekerja memiliki tanggung jawab untuk luasan 3 ha yang kemudian diperlengkapi dengan alat panen berupa cungkring/antel. Alat ini menyerupai sabit, yang digunakan untuk memotong tangkai buah kakao yang biasanya berada pada ketinggian 3-4 meter.

Dalam pengerjaannya, pemanenan memetik 33 buah masak per satu siklus panen dalam kurun waktu 5 bulan, yakni mulai dari bulan Januari sampai bulan Mei. Untuk jumlah buah yang dipanen, tiap pekerja memetik buah sebanyak 3-18 buah kakao dalam luasan 3 ha. 

Untuk sebagian pemanen dengan rentang usia dibawah 50 tahun biasanya menetapkan leher botol pada buah kakao sebagai salah satu standar kemasakan buah secara fisik namun sebagian pemanen lainnya khususnya yang berada diatas 50 tahun tidak menyetujui ketentuan ini, dikarenakan kesulitan dalam pengambilan buah yang terhalang oleh ranting pohon. 

Akibatnya ketepatan waktu dalam memetik buah antara pemanen menjadi berbeda. Hal ini dikarenakan, apabila pemanen semakin tinggi maka ketepatan waktu memetik buah dalam panen juga akan semakin tinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun